Tidak Ngerjain Tugas sekolah, Remaja di Michigan Dimasukkan Penjara, Teman-Teman SMA-nya Gelar Demo Protes

Jumat, 17 Juli 2020 | 14:15
iStockphoto

ilustrasi tugas untuk para siswa, namun siswa yang satu ini nggak mau ngerjain

HAI-Online.com -Ratusan siswa sekolah menengah di Detroit, negara bagian Michigan, menggelar protes menuntut pembebasan seorang siswa yang ditahan karena nggak mengerjakan tugas sekolah.

Dikutip dariChannel News Asia, pelajar yang diidentifikasi sebagai Grace, dikirim ke tahanan remaja karena dianggap melakukan pelanggaran selama masa percobaan.

Grace sebelumnya berada dalam masa percobaan karena terlibat kasus pencurian dan berkelahi dengan ibunya.

Baca Juga: Bule Cewek Asal Amerika Diduga Depresi, Rumah Warga di Bali Sampe Digedor-gedor

Seorang hakim pengadilan wilayah Michigan kemudian memenjarakan Grace pada Mei lalu dengan alasan kalo dia telah melakukan pelanggaran berupa, nggak nyelesaiin tugas sekolahnya.

Disebutkan, remaja berusia 15 tahun ini mengidap gangguan ADHD, yang bikin dirinya mudah terdistraksi saat belajar di rumah. Akibatnya, dia nggak bisa lancar ikut proses belajar mengajar jarak jauh.

Para siswa yang berunjuk rasa pada Kamis (16/7) menyebut apa yang dilakukan Grace nggak salah, mempertimbangkan kondisi pandemi virus corona.

Baca Juga: Miris! Remaja India ini Tega Habiskan Uang Berobat Bapaknya Rp 307 Untuk PUBG

"Banyak orang tertinggal dalam pekerjaan mereka semester ini, tidak ada yang semangat karena para guru tidak mengajar (secara langsung) dan kami melakukannya secara online. Saya tahu banyak orang yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah mereka," ujar Prudence Center, salah satu siswa yang berunjuk rasa.

Seorang guru dari studi sosial di Grove, Geoof Wickersham, mengatakan apa yang menimpa Grace merupakan suatu ketidakadilan.

"Sepertinya hakim dan petugas sosial tidak tahu bagaiman skema penilaian dan hal-hal terstruktur di sekolah selama pandemi virus corona," ujar Wickersham.

Perwakilan Kongres Andy Levin mengatakan anak-anak nggak boleh dipenjara hanya karena nggak nyelesaiin atau mengerjakan tugas sekolah mereka.

"Satu-satunya saksi penuntut tidak mengetahui ketidakmampuan belajar siswa. Pihak yang bisa memberikan pemahaman lebih baik tentang situasi, seperti guru dan siswa, tidak bisa bersaksi," katanya. (*)

Tag

Editor : Al Sobry