Viral Unggahan Kamar Penuh Sampah Disebut Hoarding Disorder, Ini Kata Dokter Jiwa

Rabu, 15 Juli 2020 | 10:35
twitter.com

heboh postingan soal kamar kosan cewek yang penuh sama sampah

Hai-Online.com-Sebuah unggahan mengenai kamar kos yang berisi ‘sampah’ ramai jadi pembicaraan di media sosial Twitter, Senin (13/7/2020).

Pengunggah adalah akun @ksiezyc26 yang kaget dengan kamar tetangga kosnya yang udah lama nggak muncul dan saat dibuka penuh dengan berbagai barang bekas.

Baca Juga: Belom Dirilis, Single Baru BCL untuk Ashraf Sinclair Bikin Nangis Musisi dan Artis Indonesia

“Sumpah gw kaget banget biasa liat di berita sekarang liat sendiri di kosan gw ada orang yang selama ini tidur sama sampah,” tulisnya mengawali thread sembari menyertakan gambar yang memperlihatkan betapa berantakannya kamar tersebut.

Unggahan asli tersebut sudah dihapus sama pemilik akun, namun bisa dilihat di sini.

twitter.com

Penampakan kamar kos yang penuh sama sampah

Pengunggah menyebut tujuannya memposting hal itu adalah untuk mengingatkan warganet kalo nemuin seseorang dengan kondisi serupa agar nggak lupa untuk ngebantuin konsultasi.

Beragam netizen muncul terkait postingan yang sebelumnya dibagikan lebih dari 21 ribu kali dan disukai lebih dari 68 ribu pengguna itu.

Sejumlah netizen menilai apa yang terjadi pada tetangga kos tersebut adalah kondisi yang disebut dengan Hoarding Disorder.

Lantas, betulkah kejadian kamar penuh dengan sampah itu karena pemiliknya hoarding disorder? Perlu diperiksa untuk memastikan.

Baca Juga: Sekelompok Remaja TikTok Kena Hujat Karena Bikin Parodi Pedofil di Kontennya

Untuk mengetahui hal tersebut Kompas.commenghubungi ahli kesehatan jiwa, dr Dharmawan SpKJ. Saat dihubungi pihaknya mengatakan nggak bisa menyimpulkan seseorang hoarding disorder kalo cuman sekedar ngelihat gambar tanpa bertemu dengan orang tersebut.

"Bisa jadi (hoarder) tapi kan kita nggak periksa pasiennya jadi gimana memastikannya?" kata Dharmawan saat dihubungi Kompas.com, Senin (13/7/2020).

Dia menyebut, kalo emang seseorang mengidap hoarder maka bakalan cenderung menyimpan barang yang nggak terpakai.

"Memang penyakit hoarder gitu misalnya bungkus bekas makanan nggak dibuang karena ada dorongan seperti pikiran obsesif untuk simpan bungkus itu dan kalau dilawan meningkat kecemasan dalam diri penderita," jelas dia.

Baca Juga: Menyerah Nggak Mampu Beli kuota, Siswi Ini Lakukan Bunuh DiriAkibat Takut Ketinggan Kelas OnlineLebih lanjut Dharmawan menyebut kalo yang disimpan bukan sampah akan tetapi barang-barang milik penderita sendiri yang bekas pakai atau masih suka dipakai maka menurutnya belum tentu dia hoarder.

Sementara itu dr. Heriani, SpKJ(K) dari Departemen Medik Kesehatan Jiwa RSCM-FKUI juga mengatakan, pihaknya nggak bisa mendiagnosis apakah itu hoarder atau bukan kalo dirinya belum ketemu langsung dengan orang tersebut.

“Nggak berani bikin diagnosis kalau nggak ketemu orangnya,” ujar Heriani saat dihubungi Kompas.com Senin (13/7/2020).

Meski demikian pihaknya mengkhawatirkan apa yang terjadi pada pemilik kamar tersebut nggak cuman sekedar hoarder.

“Kalau orangnya smart, pekerjaan baik, penyendiri (ini meski diketahui penyendiri dari dulu atau baru saja) lalu tiba-tiba menghilang dan mengabaikan tanggung jawab, nggak bayar kos tanpa berkomunikasi, rasanya bukan 'sekedar' hoarder,” terang dia.

Dia lebih mengkhawatirkan apabila si pemilik kamar mungkin mengalami gangguan jiwa lain atau mungkin depresi berat.

“Kalau bisa, menghubungi keluarganya deh biar bisa dibantu. Rasanya memang perlu bantuan psikiater,” ujar dia.

Baca Juga: Kangen Lari ke Garis Finish? Pocari Sweat Run Virtual 2020 Siap Ajak Lari Aman di Tengah PandemiSulit berpisah dari benda

Menurutnya jika hoarding disorder, maka seharusnya pemilik kamar enggan berpisah dari benda-bendanya. Heriani menyebut, seseorang yang menyimpan-nyimpan barang atau memilih nggak buang barang bisa menjadi bagian dari beberapa hal yakni demensia, tapi menurutnya ini nggak terjadi pada usia muda.

Kemungkinan lain adalah ada gangguan kognitif atau gangguan perkembangan.

“Tapi ini kan prestasi sekolah dan pekerjaannya bagus,” ujar dia. Sementara untuk spektrum skizofrenia dan gangguan psikotik lain, atau bukan, menurutnya ini harus diperiksa dulu, dengan melihat apakah ada gejala psikosisnya.

Seperti misal apa ada halusinasi yang membisikinya untuk nggak membuang. Atau karena waham yang membuat seseorang takut.

Kemungkinan lain ia menderita depresi berat sehingga nggak punya tenaga atau keinginan untuk menata dan membersihkan kamarnya.

Baca Juga: Belum Tersangka, Hana Hanifah Berstatus Korban Prostitusi Online Selama Setahunan

Atau pula merupakan bagian dari gangguan obsesif-kompulsif.Menimbun karena sayang Lebih lanjut jika seseorang tersebut hoarding maka biasanya ia akan menimbun karena sayang, ingin dikoleksi, atau ada nilai personal.

Meski sebenarnya barang tersebut sudah tak berguna, “Hoarder itu sayang kalo barangnya dibuang. Kadang rapi juga nyimpennya, tapi saking penuhnya barang, jadi ganggu. Orang susah lewat. Bisa jadi sarang kecoak atau curut atau tikus,” ucap dia.

Hoarding menurutnya juga berbeda dengan pemalas. Pemalas menurutnya sebetulnya ingin bersih-bersih dengan itu semua dibuang akan tetapi ia lebih memilih posisi mager.

Terkait dengan hoarding ia menyebut apabila seseorang mengalami hoarding disorder apabila sudah mengganggu kesehatan sebaiknya memang dilakukan terapi.

"Bisa obat atau CBT (Cognitive-Behavior Therapy)," jelasnya. (*)Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Viral Unggahan Kamar Isi Sampah Disebut Hoarding Disorder, Ini Kata Dokter Jiwa..."

Tag

Editor : Al Sobry