3 Cerita Mengerikan dari Orang-orang yang Sadar Ketika Dioperasi

Rabu, 15 April 2020 | 09:30
DFAT photo library

Suasana operasi

HAI-ONLINE.COM - Ketika operasi sedang berlangsung, biasanya pasien harus diberikan obat bius, baik total yang membuat pasiennya tertidur atau lokal yang hanya menghilangkan rasa sakit untuk sebagian anggota tubuh saja.

Beberapa operasi yang mengharuskan untuk membuka bagian-bagian tubuh vital seperti otak hingga perut, mengharuskan pasien dibius total, agar tidak shock atau kaget ketika dilakukan operasi.

Bagaimana jadinya, kalau tiba-tiba kamu terbangun dari tidurmu ketika operasi masih berlangsung?

Baca Juga: Dampak Corona, Hotel Baik di Jepang Nggak Segan Tampung Tunawisma

Berikut ini adalah 3 cerita mengerikan dari pasien yang tiba-tiba bangun saat operasi berlangsung:

1. Operasi Mata Carol Weihrer

Bagaimana kalau kornea kamu luka dan kamu merasakan sakit untuk waktu yang lama? Tentunya, kamu harus melakukan operasi untuk menghilangkan penyakit tersebut.

Kasus ini dialami oleh Carol Weihrer yang sudah 17 kali operasi tapi penyakit di kornea matanya itu tak kunjung sembuh.

Akhirnya, ia memutuskan untuk mencabut matanya itu agar rasa sakitnya hilang untuk selamanya, walau mungkin ia harus merelakan satu bola matanya.

Tapi itu semua dilakukan demi kebaikannya.

Nah, operasi pencabutan mata itu berjalan lancar, sampai pada akhirnya, Carol terbangun di tengah-tengah prosesi operasi, ia pun mendengar teriakan, "Lebih dalam lagi! Tarik lebih keras lagi!" yang membuatnya tersadar kalau matanya sedang dicabut oleh para dokter yang menangani operasinya.

Memang, sih, Carol tidak merasakan sakit sama sekali, karena efek obat bius masih melekat total pada tubuhnya.

Namun, untuk mendengar teriakan itu dan mengetahui kalau matamu sedang dicabut, itu memberikan efek trauma yang sangat besar.

Apalagi, ketika ia terbangun, ia nggak bisa bergerak sama sekali, bahkan ia nggak bisa mengucap satu kata pun!

2. Operasi Perut Donna Penner

Seorang cewek bernama Donna Penner harus menjalani operasi terhadap perutnya, karena ada masalah yang ia rasakan.

Ia pun akhirnya diberikan bius total, namun ketika operasi berlangsung, ia malah terbangun, dan mendengar para suster meminta pisau bedah.

Penner memang tidak merasakan sakit, namun ia merasakan seluruh proses operasi itu; mulai dari perutnya yang terbuka dan merasakan alat bedah yang masuk ke dalam perutnya. Penner pun merasa kalau dia akan mati saat itu.

Tentunya, Penner mencoba untuk memberi tahu para dokter kalau dia terbangun, namun ia kesulitan membuat satu gerakan karena masih berada di bawah efek obat bius.

Setelah operasi selesai, ia pun menjadi trauma, bahkan ia kehilangan pekerjaannya, hubungan dengan kekasihnya menjadi runyam.

3. Operasi Jantung Sidney L. Williams

Bagaimana rasanya kalau kamu sedang menjalani operasi jantung, lalu tiba-tiba kamu terbangun? Hal itu dirasakan oleh Sidney L. Williams.

Sidney, sebelum melakukan operasi, diperingatkan oleh para dokter kalau ada kemungkinan 50 persen bahwa ia bisa saja meninggal di atas kasur operasi.

Namun, ketika ia tertidur saat diberikan obat bius, tiba-tiba ia terbangun dan mendengar suara gesekan, ternyata, tulang dadanya sedang dibuka.

Sidney tentu saja mencoba dengan keras untuk memberi tahu dokter bahwa dirinya terbangun, namun ia kesulitan dan merasa lemas karena efek obat bius.

Bahkan, Williams tidak bisa menangis, karena obat bius yang diberikannya dapat menghentikan produksi air mata.

Ia pun bisa mendengar para dokter yang sedang mendiskusikan jantungnya yang sakit. Beberapa detik kemudian ia merasakan sakit karena jantungnya merasa kaget ketika terjadi operasi.

Williams pun mengatakan itu adalah sakit terburuk dan terparah yang ia pernah rasakan. "Rasanya seperti dikubur hidup-hidup".

Untung saja, Williams berhasil selamat dan operasi berhasil dilakukan.

Namun, beberapa giginya harus copot dari rongga mulutnya karena ketika ia terbangun saat operasi itu, giginya terus bergetar karena saking takutnya, saking kencangnya getaran giginya itu, giginya copot.

Fadli Adzani

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya