HAI-ONLINE.COM- Semua yang berkaitan dengan corona memang nggak ada yang mudah, mulai dari penanganannya, proses identifikasinya hingga pemakamannya.
Siapa yang sangka kalau penanganan jenazah korban meninggal corona itu lebih sulit dari kelihatannya.
Selain prosedurnya sangat banyak dan ketat, beberapa jenazah korban bahkan ditolak warga saat akan dimakamkan.
Cerita pilu ini datang dari petugas medis di Gowa, Sulawesi Selatan yang hendak memakamkan jenazah pasien Covid-19 yang HAI rangkum dari Kompas.com.
Saat menunju lokasi pemakaman, rute di jalan Macanda, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan diblokir dengan batang kayu dan batu oleh warga.
Nggak cuma itu, warga pun mengusir paksa ambulans yang hendak mengantarkan jenazah ke makamnya karena Kecamatan Sombaopu adalah wilayah dengan populasi warga terbesar di Kabupaten Gowa.
Hal serupa nggak hanya terjadi di SulSel aja. Petugas medis di Banyumas, Jawa Tengah bahkan sempat dilempari batu saat akan memakamkan jenazah korban corona.
Insiden ini terekam kamera dan sempat viral di media sosial. Dalam video itu terlihat beberapa petugas medis dengan APD akan mengangkat jenazah lalu tiba-tiba seseorang melempar batu ke arah petugas tersebut.
"Jangan lempar batu. Kita juga manusia, Bu!' teriak salah satu petugas.
Baca Juga: Kangen dengan Sang Ibu Saat Isolasi, Pria Ini Gunakan Truk Pemangkas Pohon untuk Berjumpa
Kesulitan pun nggak hanya terjadi karena penolakan warga aja. Tapi beberapa penggali kubur menolak menggali saat petugas medis hendak melakukan pemakaman.
Alasannya satu, takut tertular virus corona.
Bahkan Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin sempat mengunjungi rumah para penggali kubur untuk menyakinkan mereka dengan memberi APD.
Para supir ambulans pun dikabarkan Kompas.com juga kerap menolak saat diminta mengantar jenazah ke area pemakaman.
"Karena halangan-halangan itulah, waktu pemakaman jenazah akhirnya molor. Padahal jenazah harusnya dimakamkan nggak lebih dari empat jam setelah dinyatakan meninggal" ujar Nur.
Sungguh berat ya sob perjuangan tim medis kita. Kita memang boleh takut dan cemas akan penyebaran virus corona. Tapi jangan sampai kita kehilangan sifat menusiawi kita juga, sob.