HAI-Online.com-Mendikbud Nadiem Makarim mengajak mahasiswa kedokteran tingkat akhir untuk ikut terlibat melawan virus corona dengan menjadi tim medis relawan. Ada insentif dan kredit yang disiapkan, namun imun kalian juga harus dikuatkan ya!
Yap, tumbangnya beberapa tim medis yang menangani pasien covid-19, menjadikan pemerintah terus berupaya dalam melawan wabah corona di tanah air.
Kini, giliran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang memikirkan bagaimana cara membantu "pahlawan" medis corona yang belakangan kewalahan di RS rujukan.
Untuk itulah, Kemendikbud mengajak mahasiswa tingkat akhir di fakultas bidang kesehatan untuk dapat menjadi relawan penyebaran Covid-19.
Mendikbud Nadiem Makarim telah menyebutkan bahwa keterlibatan para relawan merupakan bagian dari gotong royong untuk sama-sama mencegah penyebaran virus penyebab pneumonia itu.
"Kita dalam situasi yang belum pernah dialami sebelumnya dan membutuhkan upaya sekuat tenaga untuk menangani situasi ini.
"Kami paham betul bahwa risiko terkait hal ini cukup besar, namun upaya ini tidaklah akan berhasil tanpa dukungan seluruh masyarakat, terutama bagi generasi muda yang memiliki talenta-talenta yang tepat," kata Nadiem memberi semangat.
Dalam siaran tertulisnya pekan lalu itu, Nadiem menyiarkan ajakannya tersebut. Program ini tidak ada keharusan namun disarankan.
"Tidak ada paksaan. Ini adalah gerakan sukarela. Negara membutuhkan pahlawan-pahlawan medis yang berjuang bersama demi masyarakat,” tambahnya.
Senagai informasi, relawan tim medis covid-19 ini tidak langsungturun menangani pasien corona, melainkan untuk membantu program-program komunikasi, informasi, dan edukasi kepada masyarakat agar edukasi virus corona ini semakin viral.
Akan ada sertifikat dan insentif dari pemerintah yanh disiapkan untuk mahasiswa kedokteran yang berminat.
Keuntunhan lainnya, bagi senior yang terlibat, ini jadi ajang pengalaman yang luar biasa dalam memanfaatkan waktu selama menjadi mahasiswa tingkat akhir.
"Mahasiswa yang berminat untuk ikut serta dalam kegiatan ini akan diberikan pelatihan dan pendampingan, disiapkan alat perlindungan diri (APD) yang sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), insentif dari Kemendikbud, dan sertifikat pengabdian kepada masyarakat yang dapat disesuaikan oleh universitas masing-masing untuk menjadi bagian dari penilaian kinerja dalam program co-as atau sebagai satuan kredit semester,” terang Nadiem.
Nah, selain siapkan teori, siapin imun yang kuat juga ya, karena kalian yang rela lawan corona bakal berinteraksi langsung nih sama warga di luar sana. Semangat ambil tantangan ini! (*)