Ini Dia Penelitian Terlama dalam Sejarah, Perkiraan Baru Selesai Pada Tahun 2514

Jumat, 24 Januari 2020 | 14:00
PLOS One via Kompas.com

Gelas berisi spora ini akan menjadi subjek penelitian selama 500 tahun.

HAI-online.com -Suatu penelitian yang dilakukan olehUniversity of Edinburgh, Skotlandia, kemungkinan bakal menjadi penelitian terlama dalam sejarah, karena kabarnya baru akan selesai pada 2514.

Penelitian tersebut sudah dimulai pada 2014 lalu dan masih membutuhkan 495 tahun lagi untuk mengetahui hasil akhirnya.

Dilansir dariKompas.com, menurut tim peneliti, alasannya sebenarnya cukup sederhana: yakni untuk mencari tahu berapa lama mikroba dapat bertahan hidup. Maka dariitu, penelitiannya harus terus berlanjut dalam waktu yang lama.

Untuk melakukan penelitiantersebut, ilmuwan menempatkan 400 botol bakteri Bacillus subtilis dalam kondisi kering sehingga membentuk spora.

Baca Juga: Cowok Ini Temukan Elang dengan Pelacak GPS di Tubuh, Setelah Dibuka Jalur Terbangnya Tunjukkan Fakta Menarik

Botol kemudian ditutup rapat dan ditutup dengan timah untuk melindunginya dari radiasi karbon atau sinar kosmik yang dapat menyebabkan kerusakan DNA.

"Apakah mikroba akan bertahan lama ataukah ada sebagian yang akan mati terlebih dahulu. Ini akan menjadi eksperimen ilmiah terlama yang pernah dibuat," kata Ralf Möller, pemimpin studi dari the German Aerospace Center.

Setiap dua tahun (untuk 24 tahun pertama), satu set botol akan dibuka untuk melihat bagaimana spora itu bekerja.

Setelah 24 tahun pertama, pengecekan berkala akan dikurangi frekuensinya menjadi satu kali setiap 25 tahun sampai tahun 2514.

Baca Juga: Begini nih Wujud Bagian Dalam Hewan-hewan Lewat Foto Rontgen

Penelitian ini sebenernya nggak sulit, cuma butuh pengecekan bakteri-bakteri secara berkala. Namun, tantangan terbesarnya adalah memastikan ada orang yang terus melakukan tugas tersebut sesuai jadwal dari saat itu sampai ratusan tahun ke depan.

Saat ini, ilmuwan yang bertanggung jawab atas studi tersebut sudah menyiapkan USB dengan instruksi lengkap untuk para peneliti di generasi selanjutnya.

Meski begitu, nggak ada yang bisa jamin apakah cara itu bisa berhasil. Sebab bisa saja teknologi itu akan rusak dalam beberapa tahun mendatang. Catatan dalam buku juga belum tentu bisa bertahan mengingat kertas akan menguning dan hancur.

Baca Juga: Gemes Abis, Ternyata Begini Penampakan Lucu Hewan-hewan di Rahimnya

Melihat hal tersebut, tim peneliti saat ini meminta agar penanggung jawab selanjutnya untuk menyalin instruksi agar tetap relevan secara linguistik dan teknologi setiap 25 tahun.Semoga berhasil!!!

Editor : Alvin Bahar

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya