HAI-Online.com - Fakta yang terungkap dari kasus pemerkosaan pria yang dilakukan mahasiswa Indonesia di UK, Reynhard Sinaga salah satunya adalah ia memperlakukan korban dengan memberi minuman yang dibubuhi GHB terlebih dahulu.
Dugaan memasukkan obat yang dicurigai adalah GHB (gamma-hydroxybutyrate) itu disampaikan dalam keterangan resmi pihak kepolisian Manchester Raya.
“Reynhard mengajak korban yang tampak rentan setelah mabuk, atau tersesat di seputar tempat tinggalnya, di kawasan ramai di Manchester, Inggris.
Baca Juga: Sering Dianggap Sepele, Hal Kecil Ini Ternyata Bisa Jadi Pertanda Orang Terkena Stroke
Ia kemudian memasukkan obat yang dicurigai adalah GHB -(gamma hydroxybutyrate) obat bius yang menyerang sistem syaraf- dan kemudian memasang kamera melalui dua telepon selulernya dan menyerang korban,” demikian paparan media di Inggris HAI kutip dari BBC, Selasa (7/1/2020).
Apa itu GHB?
Pakar adiksi dan peneliti obat-obatan terlarang dari Institute of Mental Health Addiction and Neuroscience (IMAN) Jakarta, dr Hari Nugroho, mengatakan bahwa GHB marak digunakan di Eropa sekitar tahun 1990-an.
“Biasanya digunakan di klub atau tempat hiburan malam,” tutur Hari sebagaimana HAI kutip dari Kompas.com, Selasa (7/1/2020).
Hari menjelaskan, GHB merupakan zat psikoaktif yang menyerang saraf (neurotransmitter). Efeknya sama seperti ketika orang minum alkohol.
Baca Juga: Jangan Ketawa, Cowok Juga Bisa Diperkosa!
“Bikin teler, bikin rileks. Kalau digunakan sampai overdosis bisa mengganggu tingkat kesadaran, juga mengganggu pernapasan yang berakibat kematian,” tambahnya.
Secara medis, GHB dulu pernah digunakan sebagai obat narkolepsi. Namun, saat ini GHB sudah tidak pernah lagi digunakan dalam ranah medis.
Yang perlu diketahui uga, bahwa selain GHB ada juga GBL (gamma-butyrolactone) yang kerap digunakan dalam praktik serupa.
“Marak terjadi di Eropa, di klub atau tempat hiburan malam, mereka (pelaku pemerkosaan) mengincar seseorang, baik perempuan maupun laki-laki, kemudian memberikan minuman yang telah dicampur GHB atau GBL,” tutur Hari.
Kedua senyawa tersebut tidak memiliki warna dan cenderung tidak memiliki rasa sehingga rasanya tersamarkan ketika dicampur dengan minuman beralkohol.
“Efeknya cepat, sekitar lima menit. Tereliminasi dari tubuh sekitar satu jam. Nah, ketika tidak sadar, akhirnya dilakukan pemerkosaan seperti itu,” lanjutnya.
Hari menjelaskan bahwa di Eropa, adalah hal yang cukup biasa GHB digunakan oleh seorang yang gay dalam chemsex (chemical sex) untuk pengalaman seksual.
Obat ini biasanya digunakan di pub atau klub-klub malam.
Apakah sulit untuk mendapatkan GHB? Hari menuturkan bahwa GHB didapatkan lewat farmasi gelap. GHB dan GBL merupakan barang ilegal. (*)