HAI-ONLINE.COM - Mungkin beberapa dari lo ada yang ngerasain, sejumlah fans musik .Feast, Hindia, The Panturas, Pamungkas, dan beberapa musisi indie lainnya ngerasa keren banget bisa dengerin band-band tersebut.Saking ngerasa kerennya, jadinya punya rasa superior. Selera musik gue lebih tinggi dari yang lain, lo semua rendahan. Gitu kira-kira.Padahal, selera musik kan soal subjektivitas. Bukan kompetisi atau personality trait.Mereka yang kayak gitu biasanya disebut music snob. Music snob adalah orang yang menganggap selera musiknya lebih baik dari orang yang biasanya punya selera basic, dan ngaku punya pengetahuan luas soal musik.
Baca Juga: Fokus ke Bidang Lain, Adi Widodo Keluar dari Stars and RabbitPokoknya musik yang ia dengar sempurna, kalian yang dengerin Noah itu sampah.Tapi apakah punya selera musik “unik” alias “edgy” adalah salah satu faktor yang bikin kepribadian menarik, dan bikin sosok lo jadi keren? Apakah karena lo berusia 17 tahun tapi dengerin Deep Purple bikin derajat lo naik? Nggak juga.
Bahkan Baskara Putra, sosok di balik Hindia dan .Feast juga udah bilang gini kok. Bukan dengerin lagu Peradaban yang bikin lo keren, tapi aksi setelah denger lagunya yang bisa lo bikin berbeda.
Menanggapi bbrp pendengar belakangan ini:@listentofeast band biasa aja, dengerin band saya gak bikin kamu jd keren atau lebih “woke” terhadap isu sosial. Lagu cuma lagu. Kalau gak ngapa2in abis itu gaada faedahnya juga.Jangan pernah mengecilkan orang lain perihal selera. Malu— Baskara Putra / Hindia (@wordfangs) November 12, 2019
“Menanggapi bbrp pendengar belakangan ini: @listentofeast band biasa aja, dengerin band saya gak bikin kamu jd keren atau lebih “woke” terhadap isu sosial. Lagu cuma lagu. Kalau gak ngapa2in abis itu gaada faedahnya juga. Jangan pernah mengecilkan orang lain perihal selera. Malu,” kicaunya di akun @wordfangs.
Yoi, setuju abis. Ngapain sih ngadu-ngadu selera musik? Emangnya Pokemon?