Generasi Milenial Dianggap Lebih Rentan Terhadap Kematian Dibanding Generasi Lain

Selasa, 12 November 2019 | 20:30
iStockphoto

Generasi milenial

HAI-Online.com - Generasi milenial dikenal sebagai generasi yang aktif dan juga generasi yang bisa membawa pengaruh besar terhadap masa depan.

Generasi milinenial sendiri kini didefinisikan dengan rentang waktu yang lebih pendek dari yang kita tahu sebelumnya. Pew Reasearch Center mengatakan orang-orang yang termasuk dalam generasi milenial adalah mereka yang lahir di tahun 1981 sampai 1996.

Nah, tahu nggak, kalau ternyata menurut sebuah penelitian, generasi milenial ini sebenarnya memiliki masalah yang bisa megancam jiwa.

Melansir Kompas.com, laporan Blue Cross Blue Shield (BCBS) memperkirakan kalau generasi milenial memilki kemungkinan meninggal dunia lebih cepat dibanding generasi lain.

Baca Juga: Demi Kesehatan, Pemerintah Indonesia Bakal Larang Vape dan Rokok Elektrik

Bekerja sama dengan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), mereka meneliti pola kesehatan milenial saat ini.

Dan hasilnya adalah, mereka menemukan bahwa generasi ini berisiko terserang lebih banyak penyakit dan risiko kematian dini dibanding generasi sebelumnya, yaitu Generasi X.

Bahkan dalam 10 tahun ke depan, angka kematian milenial diprediksi meningkat hingga 40%

Yap, masalah kesehatan ini erat kaitannya juga dengan tingkat depresi, kecemasan, ADHD, dan juga penyalahgunaan zat yang tinggi. Di antara tahun 2014 hingga 2017, jumlah depresi dan hiperaktivitas yang didiagnosis meningkat 30% di kalangan milenial.

Nggak hanya sampai situ masalah milenial ini, HAI kutip dari menshealth.com, masalah kesehatan milenial juga nggak lepas kaitannya dengan masalah keuangan. Studi mengatakan ketika milenial ini merasa khawatir dengan kondisi keuangan, mereka justru bakal jatuh sakit.

“Penurunan ekonomi milenial pada gilirannya, dapat menyebabkan penurunan lebih lanjut dalam kesehatan milenial dan mengakibatkan jumlah depresi yang tinggi dan kondisi kesehatan mental lainnya dari waktu ke waktu,” tulis sebuah studi,

Baca Juga: Kevin Feige Konfirmasi Tiga Superhero Baru yang Bakal Gabung Marvel Cinematic Universe

Nah tapi, hal ini bukan berarti nggak bisa dicegah. Ada banyak cara yang bisa dilakukan agar terhindar dari kondisi tersebut. Salah satunya dengan terapi pola pikir dan perilaku.

Nggak cuma untuk milenial, pada dasarnya semua orang harus mengerti kondisi dirinya masing-masing. Hal apa yang bisa membuat bahagia, dan apa yang bisa memicu depresi sehingga jatuh sakit.

Dengan mengetahui hal tersebut, kita harus bisa mengubah pola pikir dan gaya hidup yang lebih positif, serta membiasakan untuk melakakukan aktivitas fisik yang menyehatkan.

(Lubna Shafira/HAI)

Tag

Editor : Alvin Bahar