HAI-Online.com -Buat yang hobi makan pepaya tetapi nggak bisa bedain mateng dan mentah, baru-baru ini salah seorang mahasiswa Institut Teknologi Telkom Purwokerto (ITTP), Muhammad Luthfi Firdaus menciptakan aplikasiberbasis Android untuk mengukur kematangan buah satu ini.
Seperti yang dilansir dari Antara, ide Luthfi membuat aplikasi ini muncul setelah dia melakukan kunjungan ke daerah Cilongok, Banyumas dan menemukan petani pepaya di sana hingga kini masih mengukur tingkat kematangan buah yang mereka tanam dengan cara manual.
Dari situ lah, mahasiswa program studi S1 Informatika ITTP itu menilai perlu ada pembaharuan pada sistem pemilahan pepaya oleh para petani sebelum dipasarkan ke konsumen.
"Para petani pepaya d masih mengukur kematangan pepaya secara manual. Aplikasi ini saya rancang untuk membantu petani melakukan identifikasi kematangan pepaya dengan teknologi android di smartphone," ungkap Luthfi menceritakan awal mula terciptanya aplikasi tersebut.
Baca Juga: Perusahaan Ini Bakal Kasih Rp 14 Juta Buat yang Mau Nonton 'Friends' Selama 25 Jam
Luthfi menjelaskan, dia memanfaatkan teknologi perekaman citra melalui pengukuran dari Red-Blue-Green (RGB) untuk memilah pepaya yang sudah matang,sekaligus digunakan mengetahui tingkat kemanisan atau derajat brix.
"Untuk mengidentifikasi tingkat kematangan yang paling mudah dapat diidentifikasi yaitu dari warna kulit pada buah, dan warna kulit buah tersebut mengandung nilai RGB," terangnya lebih lanjut.
Setelah melakukan proses identifikasi, aplikasi tersebut nantinya akan mengirimkan data pepaya mulai dari mentah hingga matang, dan dilengkapi informasi mengenai tingkat kadar gula yang terkandung di dalamnya.
"Nantinya pada aplikasi akan mengirimkan data matang, mengkal, setengah matang, mentah, serta dilengkapi dengan munculnya tingkat kadar gula yang terkandung dalam pepaya," ujar Luthfi menambahkan.
Baca Juga: Ini Dia 10 Cuplikan Gol yang Jadi Kandidat Puskas Award 2019
Dengan adanya aplikasi ini, Luthfi berharap bisa mempermudah pekerjaan petani pepaya, serta memenuhi tantangan revolusi industri 4.0.
"Harapan saya perancangan teknologi yang saya ciptakan ini, mampu menjadikan para petani pepaya memiliki pengetahuan akan teknologi kekinian, dan mampu memenuhi tantangan revolousi industri 4.0," tutupnya.
Widih, kerena nih! Kalian jangan mau kalah sob sama Luthfi ya. (*)