HAI-Online.com -Beberapa waktu lalu, kawasan Universitas Bandar Lampung dikejutkan dengan adanya peluru nyasar dari oknum polisi yang mengakibatkan salah seorang mahasiswa tersungkur bersimbah darah karena mengalami luka tembak pada bagian punggung.
Setelah melakukan penyelidikan lebih lanjut, Polda Lampung diketahui telah menahan tiga oknum polisiterkait perkara peluru nyasar terhadap mahasiswa yang diketahui juga merupakan Wakil Komandan Peleton Damkar BPBD Kota Bandar Lampung, Rahmat Heriyanto.
Menurut keterangan dari Direktur Reskrimum Polda Lampung Kombes Pol M Barly Ramadhany, kejadian ini bermula saat sang pemilik senjata api, Aipda DI meminta tolong kepada rekannya untuk memperbaiki pistol miliknya yang mengalami kerusakan.
Ketika dibawa ke Universitas Bandar Lampung untuk dikembalikan melalui perantara Bripka DS, senjata api Aipda DI yang kala itu dipegang Brigadir PJ tiba-tiba meledak dan melukai Rahmat Heriyanto.
Baca Juga: Jalani Rehabilitasi, Proses Hukum Jefri Nichol Dipastikan Tetap Jalan
"Senjata api itu miliki Aipda DI namun dalam keadaan rusak. Senjata kemudian diperbaiki dan dipegang oleh Bripka DS selama dua minggu. Lalu senjata diperbaiki lagi oleh Brigadir PJ. Jadi bukan disengaja. Karena tidak sengaja," terang Barly seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Akibat kelalaian yang mereka lakukan, Polda Lampung diketahui telah melakukan penahanan, di mana ketiganya terancam hukuman tindak pidana sebagaimana diatur dalam pasal 360 KUHP.
Lebih lanjut, Barly menegaskan bahwa Aipda DI turut ditahan meskipun nggak berada di lokasi karena kepemilikan senjata api yang beralih tangan.
"Jadi status ketiga anggota tersebut sudah dilakukan penahanan mulai hari ini (11/8)," tambah Barly menjelaskan.
Baca Juga: Jalani Rehabilitasi, Proses Hukum Jefri Nichol Dipastikan Tetap Jalan
Sementara itu, Rahmat Heriyanto sendiri hingga Minggu (11/8) kemarin masih dirawat di Rumah Sakit Urip Sumoharjo untuk mendapatkan perawatan setelah menjalani operasi pengambilan peluru nyasar yang bersarang pada punggung korban.
"Kondisi masih proses pemulihan. Gerak-gerak sudah, tapi sedikit, namanya habis luka besar. Saat ini masih butuh istirahat banyak," ungkap Andi, kakak sepupu dari mahasiswa FISIP UBL tersebut ketika dimintai keterangan.
Waduh, ngeri juga ya sob. Semoga kasus ini bisa segera diselesaikan oleh pihak kepolisian, dan kejadian serupa nggak terulang kembali ke depannya. (*)