PlayStation 5 Muncul di Pre-Order Situs Belanja Online, Harganya Nampol!

Kamis, 01 Agustus 2019 | 20:05
VR Player

Ilustrasi PS5

HAI-online.com -Terhitung sudah lebih dari tiga tahun sejak Sony merilis konsol PlayStation terakhirnya. Para penggemar pun kini nggak sabar menanti seperti apa konsol terbarunya nanti.

Sony sendiri sampai saat ini masih tertutup soal konsol terbarunya tersebut, yang disebut sebagai PlayStation 5. Namun, rumor yang beredar menyebutkan bahwa konsol itu akan rilis pada pertengahan sampai akhir tahun 2020.

Meski tanggal rilisnya terhitungmasih cukup jauh, tapi salah satu situs web Swedia sudah mulaimembuka pre-order untuk konsol tersebut.

Dilansir dari Mirror, situs bernama MediaMarkt Swedenitu menampilkan Playstation 5 di situs webnya dengan banderol harga 9999 Krona Swediaatau sekitar Rp 14,5 juta!

Baca Juga: Bakal Ada 2 Slot untuk Indonesia di Mobile Legends World Championship 2019

Deskripsi dalam produk ituberbunyi: “PlayStation 5 dikabarkan memiliki prosesor AMD Ryzen generasi ketiga dan penyimpanan SSD.Disebut juga kompatibel dengan game PS4.Pesan hari ini dan amankan PlayStation 5 saat rilis nanti. "

Jika yang disebut MediaMarkt Sweden ini benar, harga tersebut tentujauh lebih tinggi daripada harga yang diprediksikan.

Prediksi yang beredar menyebut bahwa PlayStation 5 akan dijual dengan harga $499 atau sekitar Rp 7 jutaan.

Harga inijuga tentu jauh lebih mahal daripada PlayStation 4, yang dihargai $399atau sekitar Rp 5,5 jutasaat dirilispada tahun 2014 lalu.

Baca Juga: Perjalanan 12 Tahun Berakhir, Server RF Online di Indonesia Bakal Ditutup

MediaMarkt

Pre-order PS5 di situs belanja online Swedia

Meski begitu, MediaMarkt Swediamenyebut bahwa harga tersebut juga masih belum fix, dengan menuliskan: "Info PS5 ini masih bersifat sementara danbisaberubah saat perilisan."

Namun, menurut laporan barudari Wall Street Journal, PS5 bisa jadi super mahal dikarenakanperang dagang antaraChina dan Amerika Serikat

Hiroki Totoki, Chief Financial Officer di Sony, mengatakan: "Kami percaya, dan telah memberi tahu pemerintah AS, bahwa tarif yang lebih tinggi pada akhirnya akan merusak ekonomi AS." (*)

Editor : Al Sobry

Sumber : Mirror

Baca Lainnya