HAI-online.com -Orang tua pada umumnya akan melarang anaknya ketika terlalu sering bermain game, apalagi sampai menganggu waktu belajarnya.
Namun, seorang ayah di Kanada ini justru mengeluarkan anaknya dari sekolah supayabisa fokus bermain video game.
Dave Herzog, seorang pengusaha asal Greater Sudbury sudah mengajarkan anaknya, Jordan, supaya menekuni karir sebagai pemain eSports 10 tahun terakhir.
Mengklaim dirinya sebagai gamer, Herzog mengaku memberikan konsol video game kepada putranya ketika umur tiga tahun, dannggak butuh lama dia langsung menunjukkan bakat.
Baca Juga: Demi Karier di eSports, Cowok Ini Berhenti Sekolah Sejak 12 Tahun
Dilansir Oddity Central, pada usia tujuh tahun dia sudah mahir bermain Halo. Di umur 10, dia mendominasi game sekitar lingkungan mereka.
Namun yang membuat Herzog membulatkan tekad agar anaknya bisaberkarir sebagai gamer adalah ketika Jordan memenangkanturnamen Halo berhadiah 2.000 dollar AS, sekitar Rp 27,9 juta.
"Seperti ada bola lampu yang dinyalakan," kata Herzog kepada The Boston Globe. "Sekali dia menang turnamen, segalanya bakal menjadi mudah," lanjutnya.
Kini, Jordan "Crimz" Herzog merupakan salah satu pemain Fortnite level dunia, dan berpartisipasi dalam kejuaraan dunia, bersaing dengan 200 pemain lain.
Baca Juga: MPL Season 4 Hadir Dengan Sistem Liga yang Berbeda dari Sebelumnya
Setiap hari, Jordan bakal menghabiskan 8-10 jam bermain Fortnite, makan di depan komputer sehingga dia masih bisa berinteraksi dengan rekan tim.
Selain itu, dia juga bersekolah secara online sehingga tak lepas dari keyboard. Terkait pendidikan, Herzog mengaku sudah mengeluarkan Jordan dari sekolah tahun lalu.
Herzog mengaku paham konsekuensi dari tindakannya adalah Jordannggak akan mengalami masa seperti remaja pada umumnya.
Namunmerasa bahagia karena mendapat dukungan dari sang ayah. Sama seperti Herzog, dia paham konsekuensi jika fokus menjadi gamer profesional.
Baca Juga: Wakili Indonesia, Pevita Pearce Bakal Ikut Kompetisi PUBG Global 2019
Baginya, tujuan utama adalah menghasilkan uang sehingga dia tak perlu bekerja hingga tua. Dan jika jalan itu tersedia menjadi gamer, maka dia akan mengambilnya.
Menurut Jordan, itu pengorbanan setimpal. "Teman mungkin bakal datang dan pergi. Namun ini mungkin bakal menjadi karir dan masa depan saya," paparnya.
Hingga saat ini, Jordan sudah menghasilkan 60.000 dollar AS, atau Rp 839 juta, dari bermain video game. Ayahnya pun menginvestasikannya atas namanya.
Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Agar Fokus Main Video Game, Seorang Ayah Keluarkan Anaknya dari Sekolah",.