Terbuat dari Ampas Kopi, Sneaker Ini Klaim Tahan Air! Percaya Nggak?

Kamis, 18 Juli 2019 | 17:50
Rens

Sneaker Rens yang terbuat dari ampas kopi

HAI-online.com -Kopi saat ini memang tengah populer. Bahkan menurut British Coffee Association, 2 miliar cangkir dikonsumsi dalam sehari oleh orang-orang di seluruh dunia.

Kopi-kopi tersebut tentu meninggalkan banyak limbah ampas kopi yang seringkali ujung-ujungnya cuma dibuang dan nggak dimanfaatkan.

Namun kini, dua pengusaha di Helsinki, Finlandia, telah menghadirkan inovasi dengan menciptakan sneaker tahan air pertama di dunia yang terbuat dari ampas kopi.

Kedua pengusaha itu, Son Chu dan Jesse Tran, mengaku sebagai pecinta sneaker yang peduli akan lingkungan.

Baca Juga: Nike Hadirkan Koleksi Sneaker Kyrie Irving Bertema SpongeBob SquarePants

Mereka mencari sneaker ramah lingkungan dengan material berkelanjutan yang stylish dan harganya terjangkau, namun tak menemukannya. Jadi, mereka memutuskan untuk membuatnya sendiri.

Sepatu buatan mereka yang diberi nama Rens itu memadukan kain yang terbuat dari ampas kopi dengan limbah plastik daur ulanguntuk membuat bahan yang ringan dan tahan air, serta cukup tahan lama sebagai alas kaki.

Sepasang sepatu olahraga yang mereka buat cuma berbobot 300g - 460gdan didominasi kopi. Sebanyakenam botol plastik bekas juga digunakan dalam pembuatan tiap pasang sneaker.

Ampas kopi sendiri punya salah satu sifat alami untuk membantu menghilangkan bau. Jadi, ini adalah kabar baik buatpara pecinta sneaker yang sering punya masalah dengan baunggak enak yang muncul dari sepatu setelah lama dipakai.

Baca Juga: Jordan Proto Max 720

Rens

Pilihan warna sneaker Rens

Dengan telah memiliki pelanggan di 57 negara, perusahaan akan meningkatkan produksi setelah kampanye penggalangan dananya sukses.

Pengumpulan kopi dan proses pembuatan sepatu saat ini ditangani di Cina, tetapimereka memiliki ambisi untuk memindahkan manufaktur ke negara asal pendiriannya di Vietnam.

“Kami hanya ingin membuat sneaker terbaik, sesuatu yangmodern dan berkelanjutan,” kata Tran.

“Kami berdua datang ke Finlandia untuk belajar.Tetapi penting bagi kami bahwa manufaktur kami akhirnya pindah ke negara asal kami - ada pertumbuhan besar dalam manufaktur dan investasi di Vietnam dan kami ingin menjadi bagian dari itu."

Wah hampir nggak bisa dipercaya, tapi ada ya! (*)

Editor : Al Sobry

Sumber : world economi forum

Baca Lainnya