Kisah Killa The Phia: Grup Metalcore yang Membuktikan Band Cadas dari Aceh Bisa Sukses Secara Nasional

Senin, 17 Juni 2019 | 13:48
Dok. Killa The Phia

Killa The Phia

HAI-ONLINE.COM - Kalo nyebut metalcore, Aceh tentunya jauh dari kata tersebut. Kenyataannya, ada lho band bergenre tersebut dari Tanah Rencong. Meski nggak sebanyak Jakarta atau Bandung, nama-nama seperti Revenwolf, Tremor, Audio Jahad, hingga Redemption patut masuk playlist lo.

Namun sebenarnya ada satu nama mentereng kalo lo Googling “metalcore” dengan “Aceh”. Adalah Killa The Phia, band metalcore yang terbentuk pada 2008, yang menghiasi halaman Google dengan sejumlah prestasinya.

Killa The Phia beranggotakan Rizki Ramadhani alias Madon pada vokal, Dian Pratama Putra (drum), Reza Arismunandar (gitar), Farhan Anwar Fuadi (gitar), dan Khairun Nidhlaill Wathany (bas). Mereka adalah satu-satunya band bergenre metal yang masuk delapan besar (Mighty Eight) di kompetisi band Supermusic Rockin Battle pada 2017 lalu lho.

“Awalnya kita tau Supermusic Rockin Battle itu sekitar awal tahun 2017,” kata Madon, sang vokalis. “Di situ kita langsung sepakat buat nge-submit. Lalu beberapa bulan kemudian Alhamdulillah kita dapat pengumuman lolos di 40 besar,” lanjutnya.

Killa The Phia nggak nyangka kalo perjalanan mereka di Supermusic Rockin Battle terus berlanjut. Nggak lama kemudian, mereka lolos ke 8 besar alis The Mighty Eight Finalist dan dapet banyak ilmu dari program Band Camp.

“Yang seru itu sharing bareng temen-temen audisi dan bisa ngobrol para juri kayak Mas Stevi Item, Mas Ian Antono (Godbless), dan Mas Stephen Santoso (Musikimia) juga,” ucap Madon.

Nah, nama terakhir yang disebut juga ngebantu Killa The Phia buat rekaman. Stephen Santoso memproduseri Killa The Phia rekaman di studio mewah legendaris di Jakarta, yakni Aquarius.

Salah satu hasil dari rekaman tersebut adalah “Jeritan Kegelapan”, sebuah lagu yang belum lama ini dirilis versi video klipnya. Madon, sang vokalis, mengatakan, lirik dan visual dalam video klip ‘Jeritan Kegelapan’ merupakan gambaran situasi yang hampir dia alami sendiri saat menghadapi depresi berat. Namun pada akhirnya mampu keluar dari situasi tersebut.

“Jadi Jeritan Kegelapan punya pesan moral yang menguatkan bahwa kita nggak perlu depresi berlarut-larut. Suatu saat pasti ada jalan keluar. Makanya jangan lemah dan putus asa,” ungkap Madon.

Yap, nama Killa The Phia sepertinya udah nggak bisa dipandang sebelah mata lagi di scene metal Indonesia. Terbukti kok, mereka pernah “membakar” sejumlah festival musik metal bergengsi Tanah Air. Sepanggung bareng Sepultura dan Suicide Silence aja pernah tuh! Media-media nasional juga udah melirik nama mereka sebagai band berbahaya. Sebagai band metal yang berasal dari Tanah Rencong, para personel Killa The Phia telah membuktikan diri punya kualitas dan mampu bertahan dari stigma negatif.

“Alhamdulillah karya dan performance kami sekarang mendapat banyak apresiasi. Kami bisa tampil di panggung-panggung besar. Fanbase kami sekarang ini juga tidak hanya di Aceh, tapi tersebar di berbagai daerah di Indonesia,” papar Madon.

Killa The Phia juga belum berhenti gitu aja. Mereka masih mau menjajal banyak hal yang mungkin belum terpikir sebelumnya. Makanya, sebuah album tengah disiapkan biar Killa The Phia makin ngegas. Menurut Madon, video klip Jeritan Kegelapan memang disiapkan sebagai konten digital sambil “jadi jembatan” buat menanti album kedua mereka yang saat ini masih dalam proses penggarapan.

“Video klip ini akan dirilis secara digital karena market musik sekarang ini lebih banyak berada di platform digital dan media sosial. Secara konsep, kita yakin video klip ini punya kualitas. Proses penggarapannya betul-betul matang. Kami totalitas dari segi ide cerita, lighting, kostum, dan lain-lain,” tuturnya.

Kalo nggak ada aral melintang, Madon dan kawan-kawan bakal merilis album kedua mereka pada akhir tahun 2019. Saat ini proses penggarapan album tersebut sudah hampir rampung.

“Insya Allah rilis album. Kami sudah ada timeline ke depannya, setelah video klip rencananya kita rilis single, kemudian akhir tahun rilis album. Kami nggak mau buru-buru, tapi berusaha untuk tetap eksis dan berkarya,” tutupnya.

Wah, patut dicatat sebagai calon album yang wajib didengerin nih!

Tag

Editor : Alvin Bahar