Kisah 3 Remaja yang Sudah Menjadi Pemimpin Militer di Usia Muda

Rabu, 12 Juni 2019 | 14:30
Richard Mortel

Alexander the Great

HAI-ONLINE.COM - Untuk menjadi seorang pemimpin militer, banyak hal-hal yang harus dilakukan oleh seorang tentara. Jenjangnya pun bertahap, semuanya dimulai dari bawah, hingga akhirnya bisa mencapai ke puncak.

Karismatik, dihormati, mampu memberikan contoh yang baik terhadap para tentara lainnya, merupakan segelintir karakteristik yang harus dimiliki seorang pemimpin militer.

Baca Juga: Terinspirasi Film India, Bocah 8 Tahun Nekat Ancam Ledakkan Bandara

Biasanya, pemimpin militer dipilih saat usianya sudah tua, namun dalam sejarah dunia, terdapat beberapa pemimpin militer yang dilantik saat masih muda. Siapa saja kah mereka?

Berikut ini adalah kisah3 pemimpin militer muda yang mampu memimpin banyak tentara:

1. Muhammad bin Qasim

Muhammad bin Qasim merupakan seorang jenderal pada masa Kekhalifahan Umayyah. Ia adalah anggota dari Thaqeef, di mana ia belajar tentang kepemimpinan dan peperangan dari pamannya, yang merupakan gubernur Ummayad.

Setelah menunjukkan kalau dirinya sangat ahli dalam dunia militer dan medan perang, Muhammad bin Qasim dijadikan pemimpin militer pada usia yang sangat belia, yakni 17 tahun.

2. Joan of Arc

Masih banyak perdebatan apakah Joan of Arc adalah pemimpin militer atau dia hanyalah seorang motivator yang membuat tentara jadi semangat untuk membela bangsanya.

Ia melakukannya di saat usianya masih 17 tahun. Bayangkan saja, kala itu, bangsa Prancis melakukan penyerangan terhadap Inggris pada abad ke-14, di mana ia sudah terluka di bagian leher karena tertembak panah, namun ia tetap memimpin "serangan terakhir".

Perlu diketahui, ia adalah seorang cewek.

3. Alexander the Great

Alexander merupakan anak dari Raja Macedonia, Philip II. Saat usianya 13 tahun, ia dikirim ke Mieza untuk diajari oleh Aristotle, dengan teman sekelas seperti Ptolemy, Hephaistion, hingga Cassander.

Saat usianya 16 tahun, ia kembali ke Macedonia untuk memerintah sebagai bupati di saat ayahnya berperang.

Di saat usianya 17 tahun, sang ayah meminta Alexander untuk memimpin pasukan militer dalam skala kecil dan berperang di Thrace. Setahun kemudian, ia dan tentaranya sudah mampu mengambil alih kota Elatea.

Pada usia ke-20, Alexander menjadi raja. Ia dikenal sebagai pemimpin militer yang suka membawa jumlah tentara yang sedikit, namun bisa menang melawan musuh dengan jumlah pasukan yang banyak.

Di saat ia meninggal di usia ke-32, ia sudah banyak menaklukkan negara-negara yang ada saat zaman dahulu. Ia dikenang sebagai salah satu pemimpin militer terhebat yang pernah ada.

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya