Tips Meramu Album Kedua ala Iga Massardi 'Barasuara' dan Kunto Aji

Sabtu, 01 Juni 2019 | 18:00
Kayla

Dalam sesi obrol di Kios Ojo Keos kali ini (29/05), Iga Massardi beserta Kunto Aji berbagi cerita tentang pengalaman mereka melawan fenomena tersebut yang bertajukkan “Kiat Kiat Menghindari Kutukan Album Kedua,” yang dipandu oleh Danilla Riyadi.

HAI-ONLINE.COM - Konon katanya album pertama yang kian sudah melekat dengan para musisi menciptakan tantangan tersendiri saat waktunya pembuatan album kedua.

Memaku standar dengan album pertama terkadang dapat menjadikan album kedua sebuah tekanan, fenomena ini dikenal musisi sebagai sophomore slump.

Dalam sesi obrol di Kios Ojo Keos kali ini (29/05), Iga Massardi beserta Kunto Aji berbagi cerita tentang pengalaman mereka melawan fenomena tersebut yang bertajukkan “Kiat Kiat Menghindari Kutukan Album Kedua,” yang dipandu oleh Danilla Riyadi.

Pertanyaan pertama pada malam hari itu dilontarkan oleh Danilla yang mempertanyakan tentang eksistensi kutukan tersebut, apakah benar sebuah fenomena yang umum.

Kayla

Dalam sesi obrol di Kios Ojo Keos kali ini (29/05), Iga Massardi beserta Kunto Aji berbagi cerita tentang pengalaman mereka melawan fenomena tersebut yang bertajukkan “Kiat Kiat Menghindari Kutukan Album Kedua,” yang dipandu oleh Danilla Riyadi.

Kunto menjelaskan ‘kutukan’ tersebut benar ada dan salah satunya jatuh dari hasrat untuk mencapai yang lebih dari yang sudah dihasilkan di album pertama apalagi untuk seorang musisi solois.

Baca Juga: Keinginan Terakhir Pak SBY sebelum Peti Bu Ani Yudhoyono Ditutup

Pada akhirnya langkah yang diambilnya adalah dengan menghadapkan dirinya kembali pada alasan ia bermusik sehingga pergumulan untuk naik kelas tidak perlu lagi dihiraukan, curahan lagu juga menjadi lebih natural.

Iga menambahkan dirinya jika sudah melahirkan sesuatu alasan semakin menjadi untuk tidak mengulangi formula yang sudah dibuat sebelumnya, menciptakan sebuah penolakan karena memang secara notasi juga sulit untuk mencari perkembangan yang signifikan.

Namun penolakan itu menciptakan batasan diri semacam tembok baru yang mengekang kreativitas.

Serupa dengan respon Kunto, Iga melakukan hal yang sama, untuk menghilangkan semua pemikiran itu.

Britney Edeline

Dalam sesi obrol di Kios Ojo Keos kali ini (29/05), Iga Massardi beserta Kunto Aji berbagi cerita tentang pengalaman mereka melawan fenomena tersebut yang bertajukkan “Kiat Kiat Menghindari Kutukan Album Kedua,” yang dipandu oleh Danilla Riyadi.

Membuat lagu apapun yang relevan dengan kondisi saat itu, sejadinya pun nanti jika dilempar ke band member lainnya dibumbukan berbeda walaupun bahan bakunya sama sesuai kiasan Iga.

Cara Kunto memutuskan pembuatan album kedua diberangkatkan dari sebuah tema besar dahulu yang biasanya muncul dari kegelisahan yang muncul di dalam.

Kunto mencari cara yang lebih sistematis semacam membuat mind map yang kemudian disortir untuk mencari yang paling relevan.

Kayla

Dalam sesi obrol di Kios Ojo Keos kali ini (29/05), Iga Massardi beserta Kunto Aji berbagi cerita tentang pengalaman mereka melawan fenomena tersebut yang bertajukkan “Kiat Kiat Menghindari Kutukan Album Kedua,” yang dipandu oleh Danilla Riyadi.

Kedua Kunto dan Iga setuju, alasan sebagai seniman yang tidak bisa dipaksakan untuk berkarya sudah tidak ada relevansinya di kehidupan sekarang apalagi keduanya dibawah naungan manajemen. Batasan diri juga harus disadari antara menjadi seorang profesional dan seniman.

Dari dorongan manajemen, dorongan diri muncul pula. Semacam memunculkan kesadaran untuk mengeluarkan sesuatu, akhirnya lirik lirik tersebut mencari benang merahnya tersendiri walaupun awalnya dibuat dari timeline yang berserakan.

Kayla

Dalam sesi obrol di Kios Ojo Keos kali ini (29/05), Iga Massardi beserta Kunto Aji berbagi cerita tentang pengalaman mereka melawan fenomena tersebut yang bertajukkan “Kiat Kiat Menghindari Kutukan Album Kedua,” yang dipandu oleh Danilla Riyadi.

Iga mengaku tantangan terbesar yang dialaminya selama ini adalah kecemburuan.

Satu kali ia pernah cemburu atas karya musisi lain dan terbawa dengki sampai-sampai harus menelpon langsung untuk memberitahu betapa tidak sukanya dia terhadap karya musisi tersebut karena dinilainya bagus sekali. Pernyataannya tersebut membuat Kunto yang berada di sebelahnya tertawa terbahak-bahak dan mereka yang datang juga ikut tertawa karena tahu musisi yang ‘dibenci’ ini ternyata adalah Kunto sendiri.

Pesan terakhir dari Kunto Aji dan Iga Massardi adalah untuk selalu mengingat, menciptakan album baru sama dengan menciptakan semesta yang berbeda yang tidak ada sangkut pautnya dengan album yang lainnya, tidak perlu dipikirkan kontinuitas ataupun membandingkan kualitas tiap albumnya karena di ujung hari hal itu hanya akan memblokir ruang gerak karya tiap-tiap musisinya.

Penulis: Kayla Lynette

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya