HAI-online.com -Kasus hewan yang masuk ke dalam lapangan saat pertandingan sepak bola memang beberapa kali pernah terjadi, mulai dari anjing, kucing, musang, burung dan yang lainnya.
Namun baru-baru ini di AS, ada kasus menarik tentang hewan masuk lapangan, yang bahkan sampai membuat lapangan tersebut ditutup dalam kurun waktu yang cukup lama.
Lapangan sepak bolayang berada di New Jersey tersebut ditutup sementara, setelah seekor burung killdeerbetina membuat sarang dan bertelur di dekat gawang.
Burung killdeersendiri termasuk dalam spesies yang dilindungi, dan memindahkan sarangnya membutuhkan izin dari Departemen Perlindungan Lingkungan (DEP) setempat.
Baca Juga : Sedih, Si Kucing Pemarah 'Grumpy Cat' Meninggal setelah Alami Komplikasi Kesehatan
Sarang burung itu nyarisnggak terlihat dari kejauhan, namun melihat induk betina yang selalu berjaga di sekitar menunjukkankalau ada telur burung tersebut di sana.
Pemerintah kota membutuhkan izin dari DEP untuk dapat memindahkan sarang burung tersebut dan hal itu membutuhkan waktuyang nggak sebentar.
Bisa memakan waktu 30 hingga 60 hari, jadi menurutKen Hoffman, dari Departemen Pertamanan dan Rekreasi Teaneck,pilihan terbaikyang bisa dilakukan adalah cukup dengan membiarkan sarang burung itu di sana.
Burung itu diketahui telah membuat sarang di lapangan sepak bola itu selama sekitar dua minggu dan diperkirakan bakal tetap berada di sana selama sebulan atau lebih, hingga telur-telurnya menetas dan anak-anak burung itu bisa terbang.
Baca Juga : Anjing Ini Jadi Pahlawan Setelah Selamatkan Bayi yang Dikubur Hidup-hidup Ibu Kandungnya
Hingga saat itu tiba, tim sepak bola maupun warga kota harus mengalah dan mencari lokasi lain untuk latihan atau berolah raga.
"Ada banyak panggilan telepon yang meminta untuk dicarikan lapangan lain, karena lapangan ini tidak akan bisa digunakan dalam waktu dekat," kata Hoffman dikutip dari ABC7.
Demi menjauhkan warga yang penasaran dan mencegah mereka melihat terlalu dekat, petugas kota telah memasang garis pembatas di sekitar sarang burung tersebut.
Hal itu memaksa warga hanya dapat melihat dari kejauhan, atau menyaksikannya melalui siaran berita di televisi untuk melihat dengan lebih jelas. (*)