Sebenernya Lo Tuh Sedih atau Depresi ya? Begini Cara Membedakannya

Rabu, 07 Februari 2024 | 09:45
iStockphoto

Ilustrasi depresi

HAI-Online.com - Perasaan sedih dan depresi tuh beda tipis, bro. Sering banget orang mengira diri mereka depresi padahal hanya sedang sedih aja. Begitu pun sebaliknya. Kedua perasaan ini emang membingungkan karena sama-sama ditandai penurunan suasana hati.

"Perasaan sedih bukan satu-satunya gejala depresi, tapi emang ada kaitannya. Tapi keduanya nggak sama," kata Guy Winch, psikolog di New York dan penulis "Emotional First Aid: Healing Rejection, Guilt, Failure, and Other Everyday Hurts" seperti dilansir dariVice.

HAI yakin di antara kalian pasti pernah ngerasa sedih, atau bahkan mengklasifikasikannya sebagai depresi. Tapi, gimana sih cara membedakan kesedihan biasa dari gangguan mental yang serius?

Untuk mengetahui perasaan yang sebenarnya kalian rasakan, lo bisa mengingat kapan terakhir kali merasa sedih. Apa penyebabnya? Apa karena anggota keluarga yang meninggal, atau sahabat yang ngeselin, atau malah pacar yang selingkuh?

Apapun alasannya, itu artinya kalian merasakan kesedihan karena satu hal. Rasa sedih ini wajar banget dirasakan, kata Marwa Azab, seorang adjunct professor jurusan psikologi di California State University, Long Beach.

Baca Juga: Suka Nyari 'Comfort Food' Pas Lagi Stres? Ketahui Plus Minusnya Deh

Kesedihan cepat berlalu, apalagi kalau lo udah bisa memaafkan atau melupakan alasan suasana hati memburuk. Sementara itu, depresi bisa merusak suasana hati dan aspek lain dalam hidup lo gitu aja. Selain itu kesedihan yang lo rasakan juga berlarut-larut.

"Depresi adalah kondisi emosional abnormal yang memengaruhi pikiran, perasaan, persepsi, dan perilaku kita. Bisa muncul secara halus dan terbuka," kata Winch.

Menurut Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5), pengidap depresi klinis biasanya merasa sedih, tertekan, atau kehilangan kesenangan dari hal-hal yang membuat bahagia.

Nggak cuman itu aja, penderita depresi juga akan merasakan kelelahan, kurang konsentrasi, terlalu sering atau kurang tidur, kepikiran bunuh diri, perubahan nafsu makan atau berat badan, dan gerakan atau bicara menjadi lambat.

Walaupun tiap orang mengalami gejala yang berbeda-beda, tapi secara garis besar cukup mirip kok. Kehampaan jadi salah satu tanda umum gejala depresi. "Depresi tuh kayak warna kelabu yang menyedot semua kebahagiaan dan semangat dalam hidup kita. Dunia jadi hambar sehingga kita nggak lagi tertarik melakukan hal-hal kesukaan," jelas Winch.

Faktor-faktor yang menyebabkan depresi berbeda-beda, tapi ada faktor tertentu yang bisa meningkatkan risiko depresi, seperti gen. Sebuah studi menemukan seseorang dengan orang tua yang memiliki sejarah depresi akan memiliki risiko depresi yang lebih besar.

Apalagi kalau lo pernah dilecehkan, disiksa, dirundung kemiskinan, pesimis, atau rendah diri. Risiko lo untuk mengalami depresi juga semakin besar. Depresi juga berhubungan sama jaringan otak lo, sob.

Menurut Azab, orang yang mengalami depresi, darah yang mengalir ke jaringan perhatian lebih sedikit daripada yang mengalir ke pusat ketakutan amigdala. "Jadi, nggak heran kalau orang depresi lebih fokus pada hal-hal negatif. Pusat ketakutan mereka jadi lebih aktif."

Nggak cuman soal jaringan otak, ketidakseimbangan kimia juga jadi salah satu penyebab depresi bisa meningkat sampai tingkat tertentu. Depresi berkaitan dengan tingkat serotonin, dopamin, dan epinefrin (adrenalin) yang lebih rendah.

Serotonin mengatur waktu tidur, dopamin mengendalikan pusat kesenangan dan penghargaan otak, dan epinefrin yang mengatur respons fight or flight tubuh kita. Sekarang lo bayangin jaringan kimia tubuh lo nggak seimbang efeknya bakalan kayak apa?

Makanya, kalau lo ngerasa diri lo merasakan kesedihan yang berlarut-larut dan makin lama makin parah, ada baiknya lo memeriksakan diri ke terapis atau tenaga ahli yang bisa mendiagnosis lo. Pastikan soal apa yang lo derita. Apakah hanya kesedihan biasa atau malah depresi.

Nggak ada salahnya untuk ikut terapi dan minum antidepresan. Jangan pernah bodo amat dengan pikiran ingin bunuh diri. Cari bantuan untuk kondisi lo untuk mencegah efek yang sangat buruk nantinya. Ingat sob, yang bisa membantu diri lo hanya diri lo sendiri.

Tag

Editor : optimization

Sumber vice.com