HAI-Online.com – Warga Jakarta kini punya transporatasi jenis bar, yaitu Moda Raya Terpadu atauMassRapidTransit(MRT).
Peresmian MRT baru saja dilakukan oleh PresidenJokowi padaMinggu (24/3/2019) kemarin.
Untuk itu, mulai hari ini, Senin (25/3/2019) MRT dibuka untuk umum dan resmi beroperasi melayani perjalanan masyarakat.
Baca Juga : Duh Injak Kursi MRT, Ini 3 Kelakuan Buruk Influencer yang Nggak Layak Ditiru Nah, kehadiranMRTdiharapkan menjadi salah satu solusi mencegahkemacetandi KotaJakarta.
Keberadaanya juga diharapkan menjadi daya tarik yang membuat masyarakat berpindah modatransportasimenggunkan angkutan umum.
Sejarah MRT di Jakarta
PembangunanMRTdiJakartasendiri punya catatan perjalanan panjang dari pertama kali diwacanakan hingga beroperasi seperti sekarang.
Ide awalpembangunanMRTdiJakartabermula dari gagasanBJHabibie.
Pria lulusan Jerman ini menggaungkan ide tersebut pada dekade tahun 80an.
Mengutip dari Kompas.com saat menjabat Menteri Riset dan Teknologi, BJ Habibie tetap membawa idenya itu untuk diaplikasikan.
Dokumentasi Harian Kompas yang terbit 23 Februari 1996 mengulas bagaimanaBJHabibie menyiapkan usulanpembangunandari kawasan Blok M ke Kota sepanjang 14 kilometer.
Sistem ini akan dibangun di bawah tanah, tepatnya di bawah jalur jalan-jalan protokol yang sekarang ini ada, termasuk di bawah jalan Sudirman/Thamrin, terus ke jalan Medan Merdeka Timur dan jalan Gajah Mada/Hayam Wuruk.
Baca Juga : Review 'Friendzone': Rasanya Kejebak 10 tahun Jadi Temen Doang
Namun krisis moneter yang mendera Indonesia pada tahun 1998 mebuat proyek ini menguap.
Meski kemudian angan-angan untuk memiliki transportasi modern di Jakarta masih tetap ada.
Wacana MRT di 2006 Ada Lagi!
Pada tahun 2006, keinginan untuk menghidupkan kembali wacanapembangunanMRTmuncul.
Ditandai denganpenandatanganan persetujuan pembiayaan ProyekMRTJakartadilakukan oleh Gubernur Japan Bank for International Cooperation (JBIC) Kyosuke Shinozawa dan Duta Besar Indonesia untuk Jepang Yusuf Anwar.
Hal tersebut kemudian berlanjut dengan didirikannya PTMRTJakartapada tahun 2008 yang mayoritas sahammya dimiliki oleh Pemprov DKIJakarta.
Dilanjutkan Gubernur DKI
RencananpembangunanMRTdiJakartakembali berlanjut dikala Gubernur DKIJakartasaat ituFauzi Bowo atauFoke datang ke kediamanBJHabibie, kawasan Patra Kuningan,JakartaSelatan.
Pertemuan yang berlangsung kurang lebih tiga jam ini menghasilkan beberapa masukan dariBJHabibiemengenai pengadaanMRTyang pernah dikajinya.
Dua tahun setelahnya tepatnya pada 26 April 2012,Fokemeresmikan pencanangan persiapanpembangunanMRTTahap I koridor Selatan-Utara sepanjang 15,7 kilometer dari Lebak Bulus-Bundaran HI.
Pekerjaan pun dimulai seperti melakukan pemindahan Terminal Angkutan Umum Lebak Bulus, pemindahan Stadion Olahraga Lebak Bulus, pelebaran Jalan Fatmawati, dan pembangunan kantor proyek.
Baca Juga : Belum Juga Beroperasi, Gerbong MRT Udah Dicoret-coret Pihak Nggak Bertanggung Jawab
Dibangun Jokowi-Ahok
ProsespembangunanMRTkemudian berlanjut saatJokowi-Ahok memimpin DKIJakarta.
Pada tahun 2013 dilakukan peletakan batu pertama di lokasi yang kini menjadi stasiun Dukuh Atas.
Jokowi menunjukkan komitmen dan tanggung jawab agar proyek itu tetap berjalan.
Salah satunya,Jokowisiap menandatangani surat tanggung jawab mutlak yang dikeluarkan Menteri Keuangan (Menkeu) terkait megaproyekMRT.
Dia menandatanganinya saat dana pinjaman dicairkan.
Apalagi,kemacetanJakartamenjadi masalah yang harus segera ditangani.
Ahok kemudian melanjutkan proyek ini saatJokowinaik menjadi Presiden RI.
Dan akhirnya MRT di Jakarta resmi beroperasi ketika Anies Baswedan menjabat selaku Gubernur DKI Jakarta.
Selamat ya! (*)
Artikel ini telah tayang ditribunkaltim.codengan judul Siapa Paling Berjasa atas Pembangunan MRT di Jakarta? Simak Fakta Sejarahnya