Ramai Kabar Siswa SMPN 10 Yogyakarta Ditendang Guru, Pihak Sekolah Buka Suara

Kamis, 21 Maret 2019 | 10:18
TRIBUNJOGJA.COM / Christi Mahatma Wardhani

SMPN 10 Yogyakarta

HAI-Online.com -Kabar kurang enak kembali terdengar dari dunia pendidikan Indonesia, kali ini seorang siswa di SMP Negeri 10 Yogyakarta diduga menjadi korbanpenendangan dari salah satu gurunya karena terlambat datang ke sekolah.

Menanggapi kabar yang ramai menjadi bahan perbincangan banyak orang tersebut, WakaUr SMPN 10 Yogyakarta, Tusidi Karyono membenarkan adanya penendangan terhadap salah seorang siswa, namun pihaknya nggak bermaksud buat melukai.

Menurut keterangan Tusidi, kejadian ini sendiri bermula saat banyak siswa yang terlambat datang ke sekolah, termasuk korban (AA), sehingga pihak guru meminta mereka untuk mencabuti rumput sebagai bentuk pembelajaran.

"Tadi pagi memang banyak yang terlambat, ada yang sudah berkali-kali. Lalu saya beri wejangan, saya motivasi supaya nggak terlambat lagi. Setelah itu nanti akan diberi sanksi," terang Tusidi pada Rabu kemarin (20/3), seperti yang dikutip HAI dari Tribun Jogja.

Baca Juga : Marvel Resmi Luncurkan Merchandise Ori Avengers: Endgame, Auto Beli!

Sebelum meminta para siswa yang terlambat untuk mencabuti rumput, dirinya sempat bertanya kepada anak didiknya mengenai kondisi kesehatan mereka.

"Sebelum itu, saya tanya anak-anak dulu ada yang sakit atau nggak. Kalau sakit mau saya suruh masuk kelas. Ternyata ada satu yang mengaku sakit, katanya diare, saya lihat wajahnya pucat," terangnya lebih lanjut.

Ketika ada yang mengaku sakit itu lah, AA kemudian langsung ikut-ikutan dengan mengatakan bahwa kepalanya tengah pusing, namun dengan nada cengengesan.

"Nah lalu AA juga bilang sakit, pusing tapi senyam-senyum seperti mengejek. Lalu saya suruh squad jump, tetapi dia nggak tau caranya. Dia nggak mau jongkok, terus ya memang saya menendang bokongnya dengan punggung kaki," tambahnya.

Sebagai bentuk penyelesaian, Kepala Sekolah SMPN 10 Yogyakarta, Arief Wicaksono berharap orang tua dari AA mau diajak untuk berdiskusi bersama karena komunikasi antara kedua belah pihak sangatlah penting untuk pengembangan siswa.

"Kami masih menunggu dari orangtua. Karena tadi kami coba ajak diskusi nggak bisa. Saya pengennya ya komunikasi antara orangtua dan sekolah. Ini kan penting untuk perkembangan siswa," ujar Arief.

Kalau menurut kalian sendiri gimana nih sob? Apakah tindak penendangan yang dilakukan oleh guru SMPN 10 Yogyakarta kepada siswanya yang terlambat terbilang berlebihan? (*)

Tag

Editor : Alvin Bahar