HAI-Online.com -Terkenal dengan sejumlah aksi kontroversialnya, Presiden Filipina Rodrigo Duterte kembali menjadi sorotan banyak pihak setelah beberapa waktu lalu menyatakan ingin mengubah nama negara yang dipimpinnya.
Sama seperti seperti yang pernah diusulkan mendiang diktator Ferdinand Marcos pada masa dia masih berkuasa, Duterte ingin mengubah nama Filipina menjadi 'Maharlika'.
Seperti yang dikutip HAI dari Kompas.com, Duterte menjelaskan bahwa nama Filipina sendri sebenarnya menjadi jejak masa lalu negeri itu yang merupakan bekas jajahan Spanyol.
"Nama Filipina diambil dari nama Raja Spanyol Philip II," terang Presiden yang saat ini berusia 73 tahun tersebut.
Baca Juga : Pertama dalam 100 Tahun, 'Black Panther' Berhasil Tertangkap oleh Kamera di Afrika
Menanggapi keinginan yang diutarakan Duterte, Ketua Senat Filipina Tito Sotto nampaknya nggak merasa keberatan untuk mengubah nama negara menjadi 'Maharlika', namun itu mewujudkan langkah tersebut diperlukan adanya perubahan konstitusi.
"Usulan ini membutuhkan terlalu banyak perubahan," kata Sotto pada Selasa kemarin(12/2).
Makna dari 'Maharlika'
Menurut sebuah studi, Maharlika sendiri merupakan kelas pejuang feodal dalam masyarakat Tagalog kuno di wilayah Luzon, atau bisa juga diartikan sebagai manusia yang hidup dengan bebas.
Sementara itu Duterte mengatakan bahwa 'Maharlika' merupakan kata dari bahasa Melayu yang memiliki makna ketenangan serta kedamaian.
"Marcos benar. Dia ingin mengubah nama Filipina menjadi Maharlika, sebuah kata dari bahasa Melayu yang memiliki arti ketenangan dan juga kedamaian," terang Duterte seperti yang dikutip HAI dari Nikkei Asian Review.
Kalau menurut kalian sendiri gimana nih sob? Lebih bagus namanya tetap Filipina apa diganti Maharlika? (*)