HAI-Online.com -Zhao Qianli, mahasiswa Tiongkok yang ditangkap akhir tahun lalu karena mengambil foto pangkalan angkatan laut AS, mengaku bersalah pada hari Selasa dan dijatuhi hukuman penjara satu tahun.
Pelajar yang menempuh pendidikan di North University di China tersebut menjalani pengadilan Key West, Florida lewat sambungan telepon video bersama pengacaranya Selasa yang lalu.
Dilansir dari Miami Herald dan Nextshark.com, doi ngaku bersalah karena udah memotret fasilitas militer di daerah Key West.
Baca Juga : Begini Jadinya Kalau Para Musisi Terkenal Foto Bareng Diri Mereka Waktu Muda
Anehnya, Zhao mendapat hukuman satu tahun penjara dari hakim daerah K. Michael Moore yang mana itu jauh lebih tinggi daripada ketetapan hukum semestinya, sob.
Kalo mengacu pada Undang-Undang yang berlaku, Zhao boleh dipenjara selama 0-6 bulan. Namun pelajar usia 20 tahun itu dipenjara lebih lama dari aturan yang berlaku.
Zhao ditangkap pada September lalu setelah tertangkap basah memasuki Stasiun Udara Angkatan Laut dengan tingkat keamanan tertinggi saat melakukan tur setelah menyelesaikan program pertukaran musim panasnya di Amerika Serikat.
Penyelidik nemuin beberapa gambar di kamera digital yang doi ambil saat berada di dalam pangkalan angkatan laut termasuk gedung-gedung pemerintah dan bidang antena Departemen Pertahanan.
Setelah Zhao ditangkap oleh otoritas federal, Zhao diinterogasi dan ngungkapin kalo dia tersesat setelah terpisah dari sesama wisatawan.
Menurut penuturannya, Zhao nggak menyadari bahwa tempat itu adalah pangkalan militer; Namun, Biro Investigasi Federal (FBI) nggak percaya dengan penjelasannya itu.
Saat persidangan, pihak FBI membantah pernyataan Zhao. Menurut mereka, foto-foto yang diambil oleh Zhao bukan semacam foto turis yang sedang wisata.
Melihat hasil gambar yang ditangkap oleh Zhao, pihak FBI mencurigai dirinya adalah mata-mata intelejen China.
"Gambar-gambar utama pada kamera itu adalah dari fasilitas militer," kata jaksa federal Michael Sherwin. "(Gambar-gambar) Itu tidak memiliki ciri khas turis yang tersesat dan berkeliaran di fasilitas militer," lanjutnya.
Hongwei Shang, pengacara Zhao menguatkan pernyataan pelajar tersebut dengan ngungkapin kalo Zhao nggak lebih dari pelajar yang sedang pertukaran pelajar.
"Dia bukan mata-mata. Mata-mata tidak akan melakukan hal-hal seperti Zhao. Dia mengaku telah melakukan kesalahan yang bodoh. Dia sudah mengaku dan dia ingin pulang," ujar Shang.
Zhao ditahan seminggu setelah Badan Intelijen AS mengungkapkan dugaan China menggunakan strategi pertukaran pelajar untuk memata-matai rahasia bisnis, teknologi, dan pengetahuan.
Sentimen ini juga dipakai oleh pimpinan FBI Chris Wray yang ngungkapin kalo pelajar dari Tiongkok adalah ancaman keamanan AS. (*)