HAI-online.com -Baru-baru ini beredar sejumlah video yang menampilkan sekelompok remaja terlihat mengelilingi seorang tetua suku asliAmerika dan sejumlah aktivis lainnya.
Para remaja tersebuttampak mengolok-olok merekasaat Aksi Mars Masyarakat Adat yang diselenggarakan pada Jumat lalu di Lincoln Memorial.
Video-video yang beredar menampilkan konfrontasi dari seorang remaja yang mengenakan topi MAGA (Make America Great Again) berdiri sambil tersenyum tepat di depantetuayang sedang memainkan drum dan melantunkan nyanyian.
Sedangkan remajalainnya terlihat tertawa, melompat-lompat dannampak seperti sedang mengolok-olok nyanyian tersebut.
Nathan Phillips, seorangtetua darisuku Omaha, mengatakan bahwa konfrontasi itu terasa seperti "kebencian yang tak terkendali."
Pada saat itu, dia berkata dia takut akan keselamatan dirinya serta orang-oranglain yang bersamanya.
Diketahui, remaja dalam video tersebut adalahNick Sandmann. Iamengatakan bahwa saat itu dirinya berusaha untuk meredakan situasi tegang dan menyangkal sindiran bahwa siapa pun di antara kerumunan itu bertindak rasis atau mengujar kebencian.
"Aku nggak sengajabertatap muka denganpara pengunjuk rasa.Aku memang tersenyum pada satu titik karenaaku ingin dia tahu bahwaaku nggak akan marah, terintimidasi atau terprovokasi ke dalam konfrontasi yang lebih besar."
"Aku diajarkanuntuk tetap menghormati orang lain, dannggak mengambil tindakan yang akan mengarah pada konflik atau kekerasan," ujarnya kepada CNN.
Namun di sisi lain, menurut Kaya Taitano, orang yang merekam video itu menggambarkan saat itu suasana tegang, berbanding terbalik dengan yang disebutkan oleh Nick.
Taitano yang juga mengikuti mars tersebut mengatakan bahwa para remaja meneriakkan hal-hal seperti "Bangun tembok" dan "Trump 2020". "Akunggak merasa aman di lingkaran itu," katanya.
Baca Juga : Ada-ada Aja, Ini 5 Razia Aneh yang Pernah Terjadi di Indonesia
Taitano mengatakan seluruh insiden dimulai ketika para remaja dan empat orang pemuda Afrika-Amerika, yangtengah berorasitentang Alkitab di dekat situ, mulai berteriak satu sama lain.
Rekaman video lain sebelum pertemuan itu memperlihatkan orang-orang yang mengidentifikasi diri sebagai anggota Israel Ibrani mengejek para siswa dan pejalan kaki lainnya dengan cemoohan rasis.
Menurut Taitano, peristiwa itu kemudian menjadi sangat intens, jadi Phillips mulai memainkan drumnya dan menyanyikan apa yang disebut sebagai doa penyembuhan, untuk membantu meredakan situasi.
Phillips berjalan melewati kerumunan, dan Taitano mengatakan segala sesuatunya mulai tenang sampai dia melihat bocah yangtersenyum tersebutdan menolak untuk pindah dari tempatnya.
Perilaku para siswa dari Sekolah Menengah Katolik Covingtonini kemudian memicu kecaman yang meluas dari banyak pihak. Seperti para pembuat hukum, selebriti, walikota hinggaKeuskupan Katolik Roma di Covington.