Wih! Jepang Bakal Uji Coba Hujan Meteor Buatannya di Angkasa

Jumat, 18 Januari 2019 | 17:49
iStockphoto

Ilustrasi hujan meteor

HAI-online.com - Hujan meteor adalah salah satu fenomena astronomi yang kerap dinanti-nanti karena keindahannya dan hanya terjadi sekitar 22 kali dalam setahun.

Supayamanusia bisa dengan mudah menikmati hujan meteor kapan saja, perusahaan Astro Live Experiences (ALE) dari Jepang telah menyiapkan teknologi yang bisa mengirimkan hujan meteor buatan ke Bumi sesuai keinginan.

Merekapun telahmengirim prototipe awal ke luar angkasa dengan roket Epsilon untuk dilakukan uji cobadan menamai proyek ini Sky Canvas.

Dilansir dari Science Alert, satelit itu akan berada di orbit rendah Bumi dengan ketinggian sekitar 400 kilometer dan membawa cukup "peluru" berupa logam yang nantinya akan jadi hujan meteor buatan.

Baca Juga : Ternyata Lebih dari 40 Persen Penghuni Internet Bukan Manusia

Hujan meteor buatan yang dimaksud sebenarnya merupakan logam kecil berdiameter satu sentimeter yang ditembakkan satelit seberat 65 kilogram ke arah Bumi.

Logam-logam itu dirancang agar bisa memasuki atmosfer sama seperti halnya hujan meteor alami. Kabarnya, hujan meteor ini dapat terlihat hingga jarak 200 kilometer.

Meteor ini diklaim dapat diamati lebih lama karena pergerakannya yang lebih lambat. Namun untuk melakukannya secara teknis cukup sulit.

Agar bisa terbakar dan menampakkan kilatan seperti hujan meteor alami, peluru logam harus ditembakkan dari satelit dengan kecepatan cukup dan harus sangat pas untuk menghindari peluru yang justru melesat ke luar angkasa.

Baca Juga : Sejumlah Bibit Tanaman Yang Dibawa Astronot Berhasil Tumbuh di Bulan

Sky Canvas dijadwalkan siap beroperasi tahun depan. Mereka memilih menghujani kota Hiroshima dengan meteor buatan sebagai peringatan 75 tahun setelah AS menjatuhkan dua bom atom di kota tersebut pada Perang Dunia II.

Namun, beberapa ilmuwan lain khawatir bahwa proyek ini dapat menciptakan masalah signifikan ke depannya karena lingkungan ruang angkasa di sekitar Bumi sendiri telah dipenuhi sampah.

Dikhawatirkan juga apabila terjadi kesalahan dapat mengganggu peralatan satelit lain, serta menambah polusi cahaya yang dapat mengganggu pengamatan astronomi di sana.

Editor : Al Sobry

Sumber : Kompas.com, Science Alert

Baca Lainnya