Mau Naik Gunung Semeru? Perhatikan 5 Hal Ini!

Senin, 14 Januari 2019 | 16:00
iStockphoto

Gunung Semeru

HAI-ONLINE.COM -Para pendaki gunung, baik dari dalam negeri maupun mancanegara, pasti tau tentang keindahan Gunung Semeru dengan Mahameru-nya yang bisa memikat hati para pencinta gunung.

Selain itu, pesona Ranu Kumbolo juga sangat sulit ditampik. Walau sedang hujan, Gunung Semeru juga tetap bisa dinikmati keindahannya.

Buat kamu yang berencana untuk mendaki Gunung Semeru, ada baiknya kamu membaca 5 hal ini agar bisa lebih nyaman dan lancar dalam melakukan pendakian:

Daftar Online

Sejak 1 Oktober 2017, sistem pendaftaran SIMAKSI (surat izin masuk kawasan konservasi) pendakian Gunung Semeru dapat dilakukan online lewat situs www.bookingsemeru.bromotenggersemeru.org.

Pihak Taman Nasional Tengger Semeru (TNBTS) udah nggak lagi menerima pendaftaran di tempat. Jadi ingat, jangan pergi dulu ke sana tanpa mendaftar online, ya!

Baca Juga : 3 Tempat Berkemah yang Indah di Dekat Kota Jakarta

Selain itu, kamu juga harus mengonfirmasi pembayaran dalam waktu 1x24 jam setelah menerima kode booking. Nggak hanya itu, kamu juga harus menyiapkan surat keterangan sehat bertanggal H-1 pendakian.

Briefing Wajib

Setelah mendaftar, para pendaki harus mengikuti briefing wajib bersama dengan Sahabat Volunteer (SAVER) Semeru. Sesi ini berlangsung selama lebih kurangnya 15-20 menit dan ada tanya-jawab juga!

Nantinya, pihak SAVER bakal menjelaskan kondisi di lapangan, larangan-larangan yang ada, serta panduan mendaki lebih lanjut.

Transportasi

Akses menuju desa terakhir Ranu Pani dapat dicapai dengan menyewa Jeep dengan kisaran harga Rp 600-700 ribu per mobil. Setiap Jeep dapat dinaiki 6 sampai 7 orang.

Sebelum menyewa Jeep, para pendaki bisa menggunakan angkot ke Pasar Tumpang dari Stasiun Malang dengan tarif sebesar Rp 20-25 ribu per orang.

Nggak Direkomendasikan ke Puncak

Status Waspada Gunung Semeru membuat radius aman berada pada area di luar empat kilometer dari puncak. Jadi, para pendaki direkomendasikan nggak mendaki ke puncak Gunung Semeru untuk menghindari adanya lontaran lava pijar yang bisa terjadi kapan saja.

Pasalnya, keganasan alam di puncak Mahameru sudah memakan banyak korban, salah satunya seorang aktivis sekaligus pendiri organisasi Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia, Soe Hok Gie.

Ia dan temannya, Idhan Lubis, meninggal di Puncak Mahameru akibat menghirup gas beracun yang mengepul dari Kawah Jonggring Saloka di sisi selatan puncak. Sampai saat ini, Jonggring Saloka masih menyemburkan gas beracun.

Selain itu, risiko diterjang batu gugur dari puncak, tersesat ke arah jurang sedalam 75 meter (area Blank 75), dan hipotermia juga senantiasa mengintai pendaki yang nekat mendaki hingga Mahameru.

Makanya, pendakian setelah pos Kalimati menuju Mahameru sangat nggak direkomendasikan oleh Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Artinya, pihak TNBTS nggak bertanggung jawab atas segala risiko yang terjadi pada trek tersebut.

Jangan Bawa Tisu Basah

Tisu basah merupakan salah satu sampah yang sangat sulit terurai dalam tanah. Selain itu, kandungan kimia yang ada di dalamnya bisa mencemari air dan tanah. Terkait kebutuhan MCK, pihak TNBTS sudah menyiapkan fasilitas toilet basah di Ranu Kumbolo.

Editor : Fadli Adzani

Baca Lainnya