Nggak Cuma Nurhadi-Aldo, Amerika Serikat juga Punya Capres Fiktif dengan Banyak Dukungan. Masih SMA Lho!

Senin, 07 Januari 2019 | 12:30
KCBY

Capres fiktif di Amerika Serikat

HAI-Online.com - Pemilu 2019 makin meriah, tapi bukan karena capres atau calegnya.

Justru kehadiran pasangan capres dan juga cawapres fiktif dengan nomor urut 10, Nurhadi-Aldo, yang bikin media sosial tiba-tiba rame berpolitik.

Meskipun hanya paslon fiktif, pasangan dari Partai Kebutuhan Iman ini memiliki basis pendukung yang terbilang besar karena berhasil memberikan angin segar untuk mendinginkan ketegangan di Pemilu 2019 dengan kampanye-kampanye lucunya di media sosial.

Pasangan capres-cawapres fiktif tersebut sesungguhnya bukan yang pertama di dunia.

Kalau Indonesia punya Nurhadi-Aldo, Amerika Serikat sudah terlebih dahulu mempunyaicalon presiden fiktif bernama Deez Nuts.

Deez Nuts mengklaim dirinya sebagai kandidat pihak ketiga untuk menjadi presiden dan memiliki tujuan membuat gerakan di lapangan guna memobilisasi para pendukung yang kecewa dengan kandidat Pemilu AS di tahun 2016.

Baca Juga : 5 Fakta Nurhadi, Capres Fiktif Idola Masyarakat yang Udah Lama Jadi Konten Shitposting di Twitter

Menariknya lagi, jika Nurhadi adalah seorang tukang pijat urut di kehidupan nyata, Deez Nuts ternyata merupakan seorang pelajar SMA bernama Brady Olson, yang kala itu baru berusia 15 tahun.

Imaeyen Ibanga / NBC News

Brady Olson a.k.a. Deez Nuts

Dilansir dari TIME, Olson memutuskan untuk menjadi kandidat ketiga karena merasa frustasi dengan pemilihan yang hanya diikuti oleh dua buah partai saja, di antaranyaPartai Demokrat dan Partai Republik.

Lucunya, Deez Nuts kala itu sempat mengajak seekor kucing bernama Limberbutt McCubbins untuk mendampinginya melangkah menuju Gedung Putih.

Walaupun hanya fiktif belaka, Brady Olson mengaku bahwa dirinya sempat dihubungi orang-orang dari 23 negara bagian, yang bersedia membantu doi untuk melakukan kampanye.

Bahkan, dalam sebuah survei nasional yang dilakukan jelang Pemilu AS 2016, Deez Nuts sempat mendapatkan perolehan suara sebesar 8 hingga 10 persen dari warga Amerika Serikat.

Wikipedia

Hasil survei nasional jelang Pemilu AS 2016

Baca Juga : Malaysia Kini Gunakan Teknologi Pengenalan Wajah untuk Menangkap Para Pelaku Kriminal

Dari sini bisa dilihat, banyaknya dukunganyang diterimaDeez Nuts secara nggak langsung menunjukkan bahwa banyak warga Amerika Serikat yang ternyata setuju dengan pendapat Brady Olson soal sistem pemilihan dinegeri Paman Sam. Mungkin di Indonesia juga begitu?

Menurut kalian gimana sob, apakah hadirnya calon-calon dari independen sebenarnya memang perlu dihadirkan dalam setiap gelaran Pemilu? (*)

Editor : Alvin Bahar

Sumber : Time

Baca Lainnya