Sirine Peringatan Tsunami di Anyer Bunyi Lagi, Warga Dihimbau Menjauhi Pantai!

Minggu, 23 Desember 2018 | 12:30
Dialeksis

Sirine Peringatan Tsunami di Anyer Bunyi Lagi, Warga Dihimbau Menjauhi Pantai!

HAI-Online.com – Peringatan tsunami di Pantai Mutiara Carita, Anyer berbunyi belum lama ini. Dalam kondisi hujan pihak Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyarankan warga untuk meninggalkan atau menjauhi wilayah pantai.

Melihat data yang dirilis BMKG, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengimbau kepada warga yang tinggal di sepanjang pantai daerah Serang, Kabupaten Pandeglang, Banten untuk menjauhi bibir pantai.

Pasalnya, menurut Sutopo, ada kemungkinan gelombang tinggi atau tsunami susulan datang menerjang.

Baca Juga : Tweet BMKG Dihapus Karena Salah Emoji, Ternyata 4 Emoji Ini Kerap Disalahartikan Pengguna!

"BMKG sudah menyampaikan peringatan sejak tadi malam agar masyarakat tidak melakukan aktivitas di pantai atau menjauhi pantai karena kemungkinan terjadinya tsunami susulan yang masih berpotensi terjadi," kata Sutopo melalui telewicara KompasTV, Minggu (23/12/2018) pagi.

Sutopo mengatakan, tsunami di Banten terjadi bukan karena gempa bumi tetapi disebabkan longsor bawah laut pengaruh aktivitas Gunung Krakatau.

"Tsunami ini disebabkan longsor bawah laut pengaruh aktivitas Gunung Krakatau yang saat bersamaan juga terjadi gelombang pasang akibat bulan purnama," ujar dia.

Sementara itu, Camat CaritaSuntama mengatakan, sejumlah warga dan wisatawan yang mengungsi di perbukitan masih ada yang menetap. Ada juga warga yang turun dan kembali ke rumahnya yang berada di bibir pantai.

"Saat ini warga masih ada yang menetap, ada juga yang sudah turun ke rumahnya masing-masing karena airnya sudah surut. Kita juga mengimbau kepada para kepala desa untuk mengimbau warganya yang tinggal di pinggir pantai agar hati-gatu dan tetap waspada," ujar Suntama.

Diketahui, data sementara BNPB, tercatat korban meninggal dunia akibat tsunami yang melanda wilayah pantai di sekitar Selat Sunda bertambah menjadi 43 orang. Kemudian, 584 orang mengalami luka-luka. Dua orang hilang. Kerugian fisik meliputi 430 unit rumah rusak berat, 9 hotel rusak berat, 10 kapal rusak berat dan puluhan rusak.

Sementara di Kabupaten Pandeglang tercatat 33 orang meninggal dunia, 491 orang luka-luka, 400 unit rumah rusak berat, 9 hotel rusak berat, dan 10 kapal rusak berat.

Daerah yang terdampak adalah permukiman dan kawasan wisata di sepanjang Pantai seperti Pantai Tanjung Lesung, Sumur, Teluk Lada, Penimbang dan Carita.

Dampak kejadian di Lampung Selatan menunjukan 7 orang meninggal dunia, 89 orang luka-luka dan 30 unit rumah rusak berat. Sedangkan di Serang tercatat 3 orang meninggal dunia, 4 orang luka-luka dan 2 orang hilang. (*)

Tag

Editor : Al Sobry

Sumber Kompas.com