Hai-Online.com - Masih bingung mau kuliah jurusan apa? Hai bakal sharing lagi nih ke kalian tentang jurusan Jurnalistik. Tapi, kali ini Jurnalistik Fikom Unpad.
Jurusan ini bisa langsung lo pilih dari awal kuliah. Jadi, di tahun pertama lo nggak mesti masuk kelas komunikasi umum dulu.Jalur masuknya sama kayak universitas negeri lainnya, bisa lewat SNMPTN dan SBMPTN. Bedanya, di sini nggak ada jalur mandiri.
Fikom Unpad ini dikenal reputasi alumni-alumninya. Salah satu alumninya adalah Soleh Solihun yang kini aktif jadi aktor, pembaca acara sekaligusvlogger.
Untuk bisa masuk jurusan ini nggak bisa segampang itu, sob. Banyak peminatnya. Karena itu, sebelum lo menentukan pilihan, lo sebaiknya ketahui dulu cerita-cerita dari para mahasiswanya. Ya senggaknya lo mesti tahu dulu sama pak dosen Sahala yang legendaris itu, deh, sebelum masuk ke jurusan ini. hehe. Yuk simaaak
Resya Adi Nugraha (semester 7)
“Kalo kuliah di jurnalistik Unpad, enaknya pas produksi berita gitu sih. Kalo gur kemaren kan dapet mata kuliah Jurnalisme konvergensi gitu. Jadi tau gimana produksi berita Tv, radio, dan online. Kalau dibandingin sama jurusan lain, ya mungkin kita lebih banyak tugas lapangan aja (liputan). Kalo gue sendiri sih emang suka jalan-jalan hehehe.Dosennya kebanyakan emang mantan wartawan. Dosennya juga mumpuni mata kuliahnya sih kalo menurut gue. Emang mereka ngajar juga sesuai posisi mereka dulu di media.
“Nggak enaknya, ada beberapa sistem tugas yang nggak relevan. Terus ada dosen yang lebih mentingin kuantitas daripada kualitas tugas. Terus kan sekarang udah zamannya konvergensi, tapi masih dominan orientasinya ke (media) cetak."
Anisya Fitrianti (semester 7)
“Enaknya banyak tau soal media. Bisa ketemu tokoh-tokoh penting dan wawancara mereka. Tapi, harus siap tenaga yang banyak. Karena dikejar deadline tiap saat. Deadline-nya jadi bertumpuk gitu apalagi kalo semua mata kuliah ngasih liputan
Kalo penugasan dari dosen itu, misalnya mata kuliah penulisan berita khas. Nanti dosennya bakal ngasih kita topik liputan (atlet/ penulis buku/ kegiatan kampus). Nah, abis itu kita bikin usulan topik. Kita ajuin dulu ide liputannya kayak gimana.
Abis itu ambil data untuk tulisan dan foto juga. Nanti dikumpulin ke dosen sesuai deadline. Terus kalo bisa sih tulisan-tulisan dikirim ke media massa. Kalo sampe dimuat, kita kasih bukti muatnya. Dari situ biasanya sumber nilai tambahan
Dosennya juga asik-asik kok apalagi yang muda. Lebih berasa temen sih bisa sharing santai sama mereka. Gue rasa di jurusan lain nggak secair ini hubungan mahasiswa sama dosennya.
Yang paling berkesan sih ya itu abis kelas bisa nongkrong bareng sama dosen-dosennya. Nggak kaku lah obrolannya juga, nggak melulu soal matkul.
Baca Juga : Mau Kuliah Jurnalistik di Politeknik Negeri Jakarta? Ini Suka-Dukanya Menurut Para Mahasiswa
Novira Astriditha A. (semester 7)
“Dosen-dosennya sih seru-seru. Tugasnya emang sihbikin cape banget, tapi emang terjun ke lapangannya itu yang bikin seru. Gue sendiri tipe yang mager sebenernya, tapi karena tugas ya maunggak mau, deh. Jadi sering ketemu orang banyak, wawancara lah, segala macem. Jadi banyak pengalaman banget sih.
Ada dosen udah senior banget dan emang jurnalis dulunya. Sering cerita pengalaman dia dan ngajarnya juga masih manual dengan cara dia sendiri. Di saat dosen lain pake email dan lain-lainnya, dia masih tetep pake print kertas dandikumpulkan langsunggitulah."
Quadiliba Al-Farabi A. S. (semester 7)
“Sukanya dan enaknya tuh pertama, ketemu temen-temen yang kerasa kekeluargaannya yang kalo nggak ada mereka mungkin gue nggak betah di sini. Nggak terkotak-kotak lah ibaratnya.
Kedua, bener bener di Jurnalistik ini mengarahkan kita ke kehidupan jurnalis. Mulai dari orientasi juga kehidupan jurnalis dikenalin, mulai dari ngeliput berita, gimana janjian dengan narasumber, ngewawancarain narasumber, etika-etikanya, terus menuangkan fakta yang ada di lapangan dalam bentuk berita.
Yang nggak enaknya, tugasnya yang nyita waktu banget, nuntut kita me-manage waktu dengan benar, apalagi dikejar deadline, nuntut kita kerja di bawah tekanan. Terus itu juga yang bikin temen-temen gue pada nyesel masuk jurnalistik di tahun-tahun akhir. Pada nyesel kenapa nggak masuk jurusan Humas aja yang nyantai, ceweknya juga cantik-cantik, pakaiannya rapih, enak diliat.
Sedangkan Jurnalistik tuh gondrong, nggak karuan, bahkan pernah nggak mandi berangkat ke kampus. Bener-bener nggak memperlihatkan tampilannya yang elok lah ibaratnya,” curhat Fabi.
Gili Adila Pradana
“Enaknya kita jadi kenal banyak orang. Kenal sama orang terkenal atau penting. Gue pernah ngeliput atlet Asian Para Games.
Nggak enaknya, kita selalu dikejar deadline.”
Nah, setelah baca cerita-cerita di atas, udah tau belum mau masuk mana? Kasih tau Hai dong lewat kolom komen.
(Penulis: Zhafira)