HAI-Online.com -Pada hari Rabu lalu (12/12), masyarakat seluruh Indonesia dikejutkan dengan kabar mengenai meninggalnya salah satu politisi muda, Eril Ario Listanto Dardak di dalam kamar kosnya.
Dari hasil olah kejadian perkara, pihak kepolisian mendapati sebuah tayangan YouTube berjudul 'Oxygen Regulator Medical' yang ditonton oleh adik dari Bupati Trenggalek tersebut beberapa saat sebelum meninggal.
Sebenarnya alat apa sih itu?
Apabila dilihat dari bahasa medis, apa yang ditulis oleh Eril Dardakkemungkinan besar mengacu pada sebuah alat bernamamedical oxygen regulator atau lebih dikenal dengan sebutan pengatur oksigen medis.
Baca Juga : Terungkap, Ini Satu-satunya Bagian Tubuh yang Nggak Berubah di Luar Angkasa
Menurut seorang dokter spesialis paru dari RSUP Persahabatan, RR Diah Handayani, SpP (K), medical oxygen regulatormerupakan sebuah alat yang berfungsi mengatur volume, tekanan, dan kelembapan oksigen yang diberikan ke pasien.
Alat ini biasanya dihubungkan dengan tabung air untuk menambah kelembapan karena oksigen di dalam tabung agak kering, nggak sama seperti udara yang biasanya kita hirup di alam bebas.
“Sebab, ketika kita menghirup oksigen dari udara bebas kan ada hidung yang mengatur kelembapan. Tapi kalau oksigen yang kita hirup dari tabung itu agak sedikit berbeda, agak kering,”terang Diah seperti yang dilansir HAI dari Kompas.com.
Selain itu, medical oxygen regulatorjuga digunakan untuk mengukur seberapa kering dan berapa jumlah udara yang udah dikeluarkan oleh tabung.
“Bisa saja itu (oksigen) keluarnya langsung banyak, dan itulah yang berbahaya kalau ada percikan api di sekitar. Kan namanya api itu dibakar menggunakan oksigen. Di situlah berbahayanya," tambahnya.
Lalu kondisi seperti apa sih yang mengharuskan manusia menerima oksigen tambahan?
Banyak sekali sob! Contohnya penderita asma, ketika penyakit tersebut kambuh pasien akan mengalami sesaknafas dan kebutuhan oksigennya meningkat untuk sementara waktu.
Selain itu, ada Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), biasanya disebabkan karena rokok, di mana kondisi saluran pernafasan pasien mengalami penyempitan yang kemudian menyebabkan kekurangan oksigen.
Selain asma dan PPOK, penyakit lain di mana fungsi paru pasien berkurang, seperti kanker paru, TBC, dan stroke atau yang menganggu fungsi pernapasan, juga memerlukan bantuan oksigen jangka panjang.
Baca Juga : Jadi Caleg Muda, Ini Dia 5 Fakta Eril Dardak, Mahasiswa ITB yang Tewas di Kamar Kosnya
Meskipun sangat berguna untuk membantu proses penyembuhan, Diah menjelaskan bahwa cara pemasangan serta penggunaan yang salah bisa berakibat fatal, maka dari itu penggunanya dituntut untuk mengikuti anjuran dokter.
“Kadang-kadang, orang suka salah persepsi bahwa kebutuhan oksigen itu banyak-banyak supaya cepat sembuh. Jadi yang seharusnya 2 liter per menit dipasang 5 liter per menit. Ini juga berbahaya karena kalau badan kita mendapatkan oksigen secara mendadak di luar batas yang seharusnya, paru-paru kita pun bisa pecah,” ujarnya.
Nah kalau kalian mengalami kesulitan ketika menggunakan alat ini, jangan ragu dan malu untuk menghubungi dokter ya sob! (*)