HAI-ONLINE.COM - Livespace SCBD, menjadi saksi dari keberhasilan dan kemeriahan acara “Pergelaran Hip-Hip Hura” yang diselenggarakan oleh Swara Gembira pada hari Sabtu, 8 Desember 2018.
Gokil Sob! Ada banyak banget seniman muda yang turut memeriahkan acara pada malam itu, mulai dari musisi, penari, kelompok seni tradisional, hingga komikus. Semua pementas berhasil menghipnotis seluruh penonton dengan penampilannya masing-masing. Semuanya sesuai dengan ekspetasi!Seperti yang diketahui, kali ini Swara Gembira mengusung tema “Pergelaran Hip-Hip Hura” dengan menyajikan kembali dan merevolusi karya-karya dari sang legenda Chrisye. Dan tak lupa, turut mengangkat nilai-nilai kebudayaan dan warisan seni dari Indonesia seperti yang dilakukan Chrisye pada setiap karyanya. Pada malam itu, istri dari almarhum Chrisye, Yanti Noor juga turut hadir dan memberikan beberapa sambutan kata diatas panggung bersama Oi sang pemrakarsa dari Swara gembira.
Yanti mengaku sangat bangga dan tidak menyangka kepada Swara Gembira, dan penonton yang hadir masih mengingat karya-karya Chrisye. Yanti juga bercerita sedikit mengenai cita-cita suaminya, ingin menjadikan musik tanah air sebagai tuan rumah di negeri sendiri.
Dibuka dengan lagu-lagu yang mengangkat isu-isu sosial dengan selipan doa harapan dari para penari cilik, Sanggita Kencana yang menari dengan lagu “Lilin-Lilin Kecil”. Kemudian pementasan dilanjutkan dengan imajinasi Swara Gembira mengenai pesta tahun 80-an oleh para penari Kinarya GSP dengan lagu “Hip-Hip Hura”.
Para penari menari sesuai dengan ilustrasi yang ada di poster Pergelaran Hip-Hip Hura, mulai dari wardrobe hingga ekspresi mereka. Di sini terasa banget pestanya anak muda jaman itu, unsur Indonesianya kentel banget, nggak ada tuh penari yang pake jeans! Hahaha.
Walaupun musik hip-hop identik dengan budaya kebarat-baratan, namun pada malam itu Onar berhasil membuktikan bahwa kharisma mereka dengan budaya Indonesia juga tetap keren!Nggak cuma soal kehidupan foya-foya aja, adapula lagu “Sarjana Kaki Lima” yang dilantunkan oleh Elfa’s Choir ini menggambarkan sarjana-sarjana muda yang sulit mendapatkan pekerjaan. Wah siapa di sini ngerasain hal yang serupa? Jangan khawatir Sob! Pengangguran nggak cuma lo doang kok! Haha. Marjinal dan Taring babi juga turut memeriahkan pertunjukan ini, membawakan lagu “Resesi”, ini mengisahkan tentang kondisi anak muda yang menjadikan obat-obatan terlarang sebagai pelariannya.
Totalitas penampilan mereka di sini juga nggak kalah menarik, gimana nggak Sob? Dalam sesi kedua, Swara Gembira merayaan kebudayaan Indonesia. “Aku Cinta Dia” dan “Nona Lisa” dibawakan oleh Kamila sambil memainkan biola diatas kereta kencana. Nah ini baru nih definisi Perempuan Indonesia, nggak cuma cantik soal bakat mah nggak usah ditanya lagi Sob!Nih yang bikin kagum dan menegangkan, Swara Gembira juga turut mengajak kelompok Reog Ponorogo Simo Giri Sampurno diiringi oleh Rishanda & The Rising membawakan lagu “Serasa”.
Biduanita indie, Vira Talisa tampil menyanyikan lagu “Cintaku”, masih soal kebudayaan Indonesia, Vira membuka lagu sambal melakukan gerakan tari Bali. Duh siapa yang nggak bakal terpesona kalo udah begini Sob! Pada pertengahan lagu ini, Onar juga berkolaborasi dengan Vira dengan gaya yang berbeda. Masih ada lagi nih penampilan perempuan Indonesia, Nadin Amizah yang membawakan lagu “Untukku”, sangat memukau bak seorang bidadari. Dan lagu “Kala Cinta Menggoda” dibawakan oleh Kunto Aji.
Pada malam itu, Kunto Aji seperti seorang Arjuna yang merayu para penonton, dengan ramah dan luwesnya Kunto Aji menari sambal mengajak seluruh penonton bernyanyi bersama. Pertunjukkan malam itu ditutup oleh Kunto Aji bersama seluruh pementas dengan membawakan lagu “Setia” dan “Juwita”.
Penulis: Yunia Indri