HAI-Online.com – Apa yang kamu lakuin di Hari AIDS Sedunia yang diperingati setiap tanggal 1 Desember ini?
Mungkin lebih banyak yang diam di rumahnya ya? Atau malah diam-diam terus mencari informasi mengenai data terbaru soal HIV (virusnya) atau AIDS (penyakit/sekumpulan gejala yang timbul akibat rusaknya imun tubuh.red).
Nah, pada suatu siang (1/12/2018) yang agak-agak mendung, sebuah obrolan terjadi di antara anak muda yang ikut acara bertajuk “Ngobrol Bareng ODHA” bersama dengan Acep Gates. _Itu lho, youtuber pendatang baru yang berani ngaku ODHA.
Baca Juga : Ini Alasan Kita Perlu Bersahabat Dengan ODHA
Sebagai founder dari Red Survivor yang digagasnya, Acep merangkul temen-temen ODHA dan non ODHA untuk berdiskusi dan ngobrol santai mengenai HIV dan AIDS tepat di hari peringatannya.
Ternyata benar, fakta terbaru soal meningkatnya jumlah penderita HIV atau Orang Dengan HIV/AIDS yang disingkat ODHA di negeri ini kejadian, namun hal itu diimbangi juga dengan membaiknya pemahaman masyarakat Indonesia, terlebih anak muda untuk mengetahui HIV/AIDS.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menyatakan, sebanyak 65,2 persen masyarakat Indonesia mampu menjawab 30 persen pertanyaan seputar HIV AIDS dengan benar. Namun sayangnya, gelombang pemahaman masyarakat soal HIV ini juga disusul bayang-bayang stigma dari sebagian masyarakat lainnya.
Nah, biar pahamnya nggak setengah-setengah, HAI ikutan nimbrung ‘Ngobrol bareng ODHA’ yang diikutin oleh sekitar 20 anak muda.
Baca Juga : Kisah Inspiratif Perjuangan Ginan Koesmayadi Menghapus Stigma HIV/AIDS
Nggak sedikit yang membenarkan soal besarnya stigma masyarakat soal ODHA, baik di dunia nyata maupun di dunia maya (komentator julid.red).
Mereka jadi curhat banyak deh soal kehidupan yang dialami baik sebelum, saat maupun sesudah terjangkit penyakit mematikan tersebut.
Dari pengalaman teman-teman ODHA dan yang mendampingi ODHA, berikut fakta yang berhasil HAI rangkum untuk kita semua.
- ODHA Merasa Lebih Bahagia
“Saya jadi lebih bahagia setelah kena HIV/AIDS. Berat badan saya naik, hidup teratur, rajin olahraga dan dekat sama Tuhan,” katanya di suatu video YouTube yang dibuatnya.
Dalam obrolan itu, beberapa teman ODHA mengakui hal serupa.
“Betul, kita jadi lebih aware sama kesehatan. Kehidupan jadi berubah, saya dulu begadang sekarang nggak, lebih rajin olahraga, makan sayuran dan mengontrol pikiran,” kata salah satu peserta yang namanya tak mau disebutkan karena belum berani coming out ke orangtua.
- Nggak Ngaku ODHA
Ada banyak alasan kenapa mereka (masih) diam-diam aja. Dan alasan yang paling banyak ditakuti teman-teman ODHA adalah stigma masyarakat itu sendiri.
“Gue belom coming out ke parent karena masih tanggungan orangtua,” aku FH yang terjangkit HIV sejak jadi mahasiswa.
“Takut diruqyah. Kebetulan orangtua gue masih kolot banget, gue takutnya dibawa ke sana kemari (orang pintar.red) karena ketempelan jin-lah katanya, padahal kan gue masih ibadah,” katanya belum siap menghadapi orangtua dalam situasi dan pemahaman soal HIV/AIDS yang terbatas.
Ia masih menunggu waktu yang tepat sampai akhirnya mengaku kepada anggota keluarga, terlebih orangtua. “Karena bagaimana pun, ketika gue masuk rumah sakit nanti, orangtua yang bakal ada buat kita,” tambahnya lagi memersiapkan diri lebih baik untuk mengakui hal tersebut.
- Kebanyakan Mengaku ke Teman Dekat
Sementara virus sedang asik menggerogoti imun tubuh, mental mereka pun diuji untuk bisa atau tidak menerima kondisi tersebut dengan akal sehatnya.
“Perlu cerita ke satu atau dua temen dekat aja. Cukup Tuhan, dokter dan temen aja yang tahu kita ODHA. Itu semua untuk membangun support system aja, kalo nggak ada siapa-siapa lagi, yang ngebantu kita untuk kuat menerima ini adalah ya diri sendiri,” kata ODHA lain menimpali.
Baca Juga : Vokalis Lamb of God Lelang Medali Grammy, Uangnya untuk Berobat Kanker
- Sepakat ODHA Butuh OBAT
Waktu itu baru kapsul AZT atau pil gula yang bisa digunakan pasien untuk menahan virus HIV meski efektifnya cuma sesaat. Nah, temuan anti-retroviral (ARV) itulah yang kini jadi obat para ODHA.
“Beberapa temen ODHA kadang nggak mau mengonsumsi ARV karena khawatir efek samping yang ditimbulkan. Belum lagi kalo ketahuan minum setiap hari, lingkungan jadi curiga dan akhirnya ketahuan HIV,” kata ODHA asal Cianjur, ikut mengungkap pengalamannya. Meski banyak rumor soal efek ARV yang kerap menakut-nakuti ODHA, pada akhirnya lebih banyak yang sepakat untuk meminumnya setiap hari demi menjaga kesehatannya kembali.
“Efeknya ada, tapi paling lama 14 hari, jadi siapin aja kalo udah minum ARV untuk ‘menikmati’ sakit sementara itu,” ODHA asal Depok menimpali.
- Ada yang Mau Jadi Teman Hidup ODHA Lho!
“Saya akan menikah dengan ODHA, makanya saya mencari tahu apa itu ARV serta gimana cara-cara mendampinginya, saya membuka diri untuk tahu lebih banyak HIV/AIDS,” kata peserta ngobrol wanita, dia berkerudung biru muda.
Selama ODHA menjaga terus kesehatannya dengan memerhatikan kadar imunnya_diimbangi kekuatan cinta antara keduanya, kehidupan ODHA dan non ODHA bisa seperti banyak pasangan hidup normal lainnya, punya anak dan keluarga yang harmonis.
Sudah banyak kejadian bahwa ada pernikahan antara ODHA dan non ODHA yang akhirnya memiliki anak non ODHA, begitupun juga ODHA menikah dengan ODHA pun pernah ditemukan memiliki anak non ODHA.
Untuk mengetahui lebih lanjut, sebaiknya dapatkan informasi perkawinan ODHA dengan ahli medis.
- ODHA Bisa Bekerja!
Apalagi ODHA yang masih muda. Mereka kerap mempertanyakan apakah bakal bisa bekerja di sebuah perusahaan, sementara saat melamar pekerjaan ada tes-tes kesehatan yang mengharuskan.
Wah, bisa gagal masuk jika ditemukan adanya HIV yang menggeorgoti kesehatan calon karyawannya tentu pihak human resources bakal mudah menolaknya.
Kenyataannya, ODHA yang menjaga kesehatannya dengan ARV salah satunya tetap bisa menjalani kehidupan biasanya, termasuk mendapatkan pekerjaan.
“Cobalah untuk terus fokus berkarya atau meraih prestasi. Beberapa perusahaan kadang menemukan kita, bukan kita yang mencari mereka. Untuk itu, saya jadi karyawan di perusahaan karena linkedIn saya bagus,” kata salah satu ODHA yang kini bekerja di perusahaan teknologi.
Jadi, jangan putus harapan, tetaplah menjadi lebih baik dari posisi sekarang.
- ODHA bisa Mendapat BEasiswa Juga Lho!
“Hey, beberapa jalur beasiswa ke luar negeri ada yang membolehkan pelamarnya yang HIV tetap diluluskan,” kata Acep Gates yang poernah mewakili Indonesia dalam beberapa pertukaran pelajar beberapa tahun silam.
“Hanya saja, perlu dicek, negara tempat belajar nanti melakukan tes kesehatan atau tidak. Karena ada beberapa negara yang ketat menjaga ‘pendatang’ dari penyakit menular, apalagi belajar di sana kan butuh waktu yang panjang kayak 6-18 bulan misalnya, biasanya ada yang harus melakukannya namun ada juga yang tidak,” jelasnya lagi menyarankan pelamar untuk riset negara tujuan.
So, kalau ada ODHA di sekeliling kita, jangan jauhi mereka, tetap support dan berdampingan seperti biasanya, yang dijauhi adalah penyakit dan cara-cara penularannya.
Selamat hari AIDS Sedunia! (*)