HAI-online.com - Ada banyak cara untuk menggugah kesadaran masyarakat untuk lebih peduli lagi sama kebersihan dan kesehatan lingkungan. Salah satunya adalah dengan menyampaikan pesan lewat film. Itulah yang dilakukan oleh temen-temen dari ekskul jurnalistik SMAN 2 Semarapura, Adinda Amelia dan Ni Komang Taris Suliastini
Film yang mereka bikin berjudul Keranjang Bolong. Film dengan genre komedi ini bercerita tentang salah seorang murid di sekolah yang awalnya cuma peduli dengan jual-menjual lalu berubah menjadi anak yang peduli lingkungan. Awalnya, dia lakukan itu demi mendapatkan hadiah jalan-jalan ke Jepang bersama guru sekolah yang emang berasal dari Jepang.
Yang seru dari film ini adalah cerita dikemas dengan unsur komedi yang khas anak muda. Apalagi si murid cowok asal Papua itu emang punya karakter yang unik sehingga penokohannya jadi menghibur banget.
Film pendek yang rencananya bakal berdurasi 7 menit ini dilombakan ke ajang Toyota Eco Youth 11 dan terpilih sebagai karya 25 besar. Jumat (30/11) pagi tadi, karya dipresentasikan ke hadapan dewan juri.
Dinda cerita, kalau film ini dibuat dengan melibatkan banyak ahli biar cerita dan produksi lebih matang. Skenarionya saja digarap dengan bantuan dari komunitas film Cineclue.
“Kami sudah mulai produksi film dari September lalu. Kami syuting di sekolah sampai ke tempat pengolahan sampah,” cerita Dinda.
Taris cerita juga nih soal arti judul Keranjang Bolong. Mereka pengen nyentil kondisi masyarakat.
“Masyarakat sebenernya udah tau kalau buang sampah itu nggak baik tapi kesadarannya itu masih bolong. Masih banyak yang buang sampah sembarangan,” kata Taris.
Karya mereka ini disambut antusias oleh dewan juri
“Di TEY tahun-tahun lalu, belum pernah ada karya yang bentuknya film. Ini bisa jadi salah satu contoh proyek yang baik. Apalagi dikemasnya dalam bentuk komedi. Lebih mudah dicerna anak muda,” kata Aryo Yudhias dari Toyota Indonesia.
Aryo juga mengusulkan agar proyek film ini bisa dikembangkan lebih jauh lagi. Dibuatkan media sosialnya dan diperluas lagi sebarannya.
Sementara Didi Kaspi Kasim, Editor in Chief National Geographic Indonesia, menyampaikan saran agar aspek penelitiannya bisa dikembangkan untuk mendukung karya.
Sekarang ini, film baru selesai tahap editing. Versi panjang film ini masih dalam proses pengerjaan. Nah, untuk lo yang penasaran filmnya, bisa tonton nih trailernya.
Selamat terhibur!