Udah Gede Kok Ngompol? Bisa Jadi Kamu Kena Penyakit Inkontinensia Urin

Rabu, 28 November 2018 | 14:57
Pixabay

Ilustrasi

HAI-ONLINE.COM - Pernah nonton acara komedi yang ada Nunung? Kamu pasti pernah mendapati Nunung me-ngompol saat tertawa.

Apabila kamu mengalami hal yang serupa, bisa jadi kamu mengidap penyakit stress urinary incontinence atau inkontinensia urin.

Inkontinensia urin merupakan kondisi ketika tubuh sulit mengontrol air seni, terutama ketika ada tekanan di sekitar perut dan pinggul seperti saat ketawa.

Kondisi ini terjadi akibat dari melemahnya otot dasar panggul dan adanya penurunan fungsi pada saluran kencing.

Untungnya, menurut dr Dasep Suwanda, SpOG, dari Klinik Bamed, pada dasarnya kondisi ini nggak berbahaya bagi pengidapnya. Hanya saja, kondisi ini menimbulkan rasa nggak nyaman bagi penderita.

“Kalau bicara bahaya atau nggak, ini nggak berbahaya. Tapi nyaman enggak? Pastinya nggak nyaman. Bisa jadi saat bergaul, tiba-tiba ngompol. Meski orang lain nggak tahu, tapi kitanya jadi minder,” ujar Dasep saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (27/11/2018).

Meski Inkontinensia urin bisa menyerang siapa pun, baik cowok maupun cewek, penyakit ini lebih sering diderita oleh cewek.

Baca Juga : Mengenal ALS, Penyakit yang Merenggut Nyawa Kreator SpongeBob

Salah satu faktor penyebabnya adalah penuaan. “Penyakit ini dipengaruhi oleh umur karena ikontinensia urin itu salah satu aging proses. Karena penuanaan, otot-otot jadi kendor. Pada cewek terutama terjadi ketika masa menopause,” jelas Dasep.

Ia menambahkan bahwa saat menopause, cewek akan kehilangan protein kolagen yang berfungsi mempertahankan kekencangan kulit dan urat. Ketika kolagen pada tubuh berkurang drastis, kemudian dikombinasikan dengan penurunan fungsi saluran kencing, maka kondisi inkontinensia urin terjadi.

Akan tetapi, bukan berarti cewek muda akan terhindari dari inkontinensia urin. Pasca persalinan normal, cewek juga rentan terserang penyakit ini.

Melansir dari Hello Sehat, hal ini disebabkan oleh otot di sekitar kandung kemih dan panggul yang melemah saat kehamilan dan melahirkan.

Ukuran rahim yang menyusut di minggu-minggu awal setelah melahirkan membuat otot dasar panggul kesulitan dalam membendung air di kantung kemih dan menjaga uretra agar tetap tertutup.

Dasep mengatakan, ada empat tingkatan dalam inkontinensia urin dengan tahap tiga dan empat yang parah atau dengan kata lain kemampuan menahan kencingnya yang paling lemah.

Untuk mengatasi hal ini, pasien dengan tingkat tiga dan empat perlu melakukan tindakan invasif atau operasi.

“Kalau masih ringan di tingkatan satu dan dua, masih bisa dilakukan tindakan non-invasif dengan laser di klinik estetika, nanti ototnya kembali dikencangkan. Tapi kalau sudah berat harus operasi. Nanti yang mengerjakan dokter spesialis uroginekologi dan sebaiknya di rumah sakit besar,” jelas Dasep.

Dasep mengingatkan juga bahwa meski inkontinensia urin nggak berbahaya, kondisi ini dapat mengganggu kualitas hidup penderitanya.

Oleh karena itu, deteksi dini ketika kamu mulai merasakan kesulitan menahan air seni penting dilakukan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Inkontinensia Urin, Penyakit "Ngompol" Orang Dewasa"

Tag

Editor : Alvin Bahar