Fiersa Besari: Seburuk Apapun Hari Kita, Pada Akhirnya Hidup Akan Baik-baik Saja

Jumat, 16 November 2018 | 14:59
Bintang Putra/HAI

Konser 11 11 Fiersa Besari

Penulis: Bintang Putra

Hai-online.com - Ada hal yang menarik dalam konser peluncuran album buku 11:11 milik Fiersa Besari. Ketika akan membawakan lagu samar, Fiersa menceritakan sedikit perjalan hidupnya ketika memulai solo karir yang begitu berat.

Fiersa sempat bekerja sebagai operator video, “Dulu saya sempat bekerja sebagai operator video untuk band-band keras, dan suka ngatain band-band cemen yang liriknya sedih-sedih gitu. Eh sekarang malah saya yang kayak gitu, karma memang nyata ternyata tak cuma di acara televisi saja”, canda Fiersa kepada penonton.

Fiersa juga menceritakan pernah memberikan lagu cengeng kepada band metal, dan malah diberi kritik. “Kritik adalah proses agar lebih baik”, kata Fiersa. Fiersa juga menceritakan alasan bagaimana dia memulai sebagai solois dan membuat band punk, alasannya adalah patah hati.

Bahasan Fiersa makin seru ketika dia menceritakan banyak orang yang mengirim Direct Messages kepadanya bertanya akan satu hal, Bagaimana caranya agar naskah dapat diterbitkan?,

“Jawabannya sederhana, berhenti bertanya seberapa banyak kita menulis, mulai bertanya seberapa banyak kita membaca?”, jelas Fiersa

“Saya juga pernah kok naskah ditolak, menunggu tiga bulan, dan berakhir dengan penolakan. Sampai pada tahun 2016 adalah titik terndah dalam hidup saya, Ayah berpulang, bekerja serabutan, manggung dibayar seadanya. Alhamdulillah waktu itu saya suka mengumpulkan naskah-naskah yang tercecer kemudian saya satukan menjadi buku Garis Waktu, ternyata da penerbit yang suka sama naskah saya”, lanjut Fiersa menjelaskan yang waktu dia hampir menerbitkan buku lewat jalur self publishing.

Ya, karya-karya Fiersa Besari mudah diterima oleh penggemarnya karena cerita dan syair-syairnya begitu sesuai dengan pengalaman banyak orang. Naskah yang dia tulis sangat berperan penting dalam kesuksesannya sekarang ini sebagai penulis.

“Berawal dari kamar kos yang sempit, mengendap-ngendap untuk mengerjakan naskah, dan sekarang begitu merinding ketika melihat karya saya di rak Best Seller” Sambung Fiersa.

“Jadi, seburuk apapun hari kita, pada akhirnya hidup akan baik-baik saja, tutup Fiersa.

Tag :

Editor : Rizki Ramadan

Baca Lainnya