Follow Us

Salut, Ini Dia 4 Remaja yang Sukses Bikin Penemuan Pengubah Dunia!

None - Rabu, 17 Oktober 2018 | 18:00
Hannah Herbst
Adolescent.net

Hannah Herbst

3. Hannah Herbst, 17 tahun, Florida

Herbst terinspirasi untuk menemukan sesuatu pada usia 15 tahun. Hal ini mulai terpikirkan olehnya ketika sahabat penanya yang berusia sembilan tahun dan tinggal di Ethiopia nggak memiliki akses listrik.Kondisi ini sebelumnya telah banyak terjadi dan bukan sesuatu yang mengejutkan. Sebagi informasi, ada sebanyak 1,3 juta orang yang hari ini hidup tanpa listrik.Prihatin dengan keadaan tersebut, Herbst kemudian mengemukakan sebuah alat yang dia namai Beacon. Alat ini mengalirkan akses listrik ke negara-negara melalui energi lautan yang menangkap energi secara langsung dari gelombang laut.Pemikiran Herbst didasari oleh kenyataan bahwa populasi manusia cenderung menetap di sekeliling kumpulan air. Sekitar 40 persen dari penduduk dunia tinggal dalam radius 10 kilometer dari pantai dan hanya 10 persen tinggal 10 kilometer lebih jauh dari sumber air tawar yang nggak perlu digali, seperti sungai atau danau.Teknologi ini terdiri dari sebuah tabung plastik berongga, dengan baling-baling di satu ujung dan generator hidroelektrik di sisi lainnya. Energi pasang surut mendorong baling-baling, mengubahnya jadi energi yang dapat digunakan oleh generator.Setelah merancang sebuah purwarupa turbin menggunakan model komputer, Herbst mencetaknya dari cetakan 3D dan mengujinya pada sebuah jalur laut.Berdasarkan perhitungan Herbst, kalo skala desainnya diperbesar, Beacon dapat mengisi tiga baterai mobil secara simultan dalam waktu satu jam.Dia juga memperhitungkan bahwa energi yang dihasilkan dapat digunakan untuk memberi daya pada teknologi pemurnian air atau mesin pemisah sel darah di rumah sakit di negara berkembang.Penemuan ini memenangkan penghargaan Discovery Education 3M Young Scientist Challenge pada 2015 dan berbagai penghargaan lain. Herbst saat ini tengah melanjutkan studi mesin komputer sembari menyelesaikan sekolah menengahnya.

4. Julian Rios Cantu, 18 tahun, Meksiko

Cantu baru berusia 13 tahun ketika ibunya didiagnosa kanker payudara. Dia melihat sebuah kengerian ketika tumor itu membengkak dari seukuran butir beras jadi benjolan sebesar bola golf hanya dalam waktu kurang dari enam bulan. Ibunya kemudian harus kehilangan kedua payudaranya, demi bisa bebas dari kanker.Hanya beberapa tahun kemudian, Cantu berupaya untuk melindungi orang lain dari penyakit ini. Bersama dengan tiga temannya, dia membentuk perusahaan Higia Technologies, yang mengembangkan alat yang dapat dipakai yang dapat mendeteksi tanda-tanda kanker sejak dini.Purwarupa bra EVA berisi sensor yang dapat dilekatkan pada bra normal. Bra ini hanya perlu digunakan selama satu jam saja setiap pekannya untuk dapat bekerja.Perangkat ini dirancang untuk melihat perubahan temperatur kulit dan elastisitas, yang diketahui sebagai tanda dari penyakit kanker payudara. Setelah setiap penggunaan, data dikirimkan ke aplikasi perusahaan. Selanjutnya, algoritma intelijen buatan menggunakannya untuk menghitung risiko orang tersebut.Alat tersebut telah mendatangkan kucuran dana sebesar Rp 275,4 juta dengan memenangkan Global Student Entrepreneur Awards. Sayangnya, angka ini masih jauh untuk dapat memproduksi bra tersebut secara massal. Apalagi, alat tersebut belum melalui uji coba klinis dan teknologi yang sama di masa lalu telah terbukti nggak dapat diandalkan.Bagaimanapun, kalo proyek tersebut berhasil, alat ini akan membantu menyelamatkan jutaan nyawa. Hampir 1,7 juta kasus baru kanker payudara didiagnosa pada 2012 dan pada tahun yang sama, menyebabkan lebih dari setengah juta kematian.Deteksi dini memainkan peranan sangat penting, karena keberhasilan penanganan bergantung pada hal itu.Penemu remaja masa kini merupakan bagian dari sebuah tradisi yang panjang. Faktanya, banyak penemu terkenal di dunia memulainya sejak muda. Mereka menemukan televisi, telepon dan trampoline, juga huruf braille, kalkulator, es mambo dan sarung telinga sebelum mereka berulang tahun ke-20.Jadi meskipun benar bahwa empat pelajar ini seluruhnya lebih bermata lebar dan memiliki wajah lebih segar dibandingkan kolega dewasa mereka, jangan salah, setiap dari mereka dapat jadi Thomas Edison atau Elon Musk di masa mendatang.Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "4 Remaja Ini Bikin Penemuan Pengubah Dunia, Seperti Apa?"

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

Latest