Keren! Tim Arkeolog Berhasil Temukan Board Game Tertua di Dunia!

HAI-Online.com - Sebuah batu yang diduga jadi board game tertua di dunia ditemukan di ruang rahasia bawah tanah kastil Vybord, di perbatasan Rusia dan Finlandia. Board game ini ditemukan saat ekspedisi yang dilakukan sama para arkeolog dari Institute of History of Material Culture, Rusia.

Kastil Vybord sendiri dibangun pada abad pertengahan untuk Torkel Knutsson dari Swedia. Bangunan ini dibangun pada abad ke-13, atau tepatnya tahun 1293. Wagelaseh, setua apa coba itu boardgame kira-kira, sob?

Artefak ini terbuat dari batu bata dan tersusun dari garis-garis yang membentuk labirin kota. Menurut direktur Museum Vyborg Vladimir Tsoi, permainan ini kayak permainan Nine Men's Morris. Permainan ini adalah permainan adu strategi dari masing-masing pemainnya pake 9 bidak. Sampai sekarang permainan Nine Men's Morris dikenal dengan nama Cowboy Checkers.

Nine Men's Morris harus dimainin sama 2 orang. Dan punya sejarah yang cukup panjang. Permainan ini mulai dimainkan kira-kira di abad 9-10 di India. Temuan arkeologi yang sejenis juga pernah ditemukan di situs-situs kuno negara lain, mulai dari India, Cina, dan Romawi.

Baca Juga : Ini yang Bikin Hari Minggu jadi Merah dan Libur, Sejarahnya Kuno Deh!

Cara mainnya mirip kayak catur dan dam. Masing-masing pemain harus bisa ngedapetin bidak musuh, pas salah satu pemain berhasil membuat mill atau nyusun 3 bidak dalam satu deret secara horizontal atau vertikal, baru deh pemain tersebut berhak mendapatkan bidak lawannya.

Menurut Tsoi, papan permainan yang mereka temukan ini diperkirakan udah berusia 2000 tahun! Selain papan permainan ini, tim arkeolog juga sempat menemukan sebuah kantung yang berisi lusinan tembaga dari awal abad ke-19 di kastil yang sama, bulan lalu.

Sampai sekarang, kastil Vyborg masih dibuka untuk umum sebagai museum. Dan nantinya masih bakal dilakukan banyak pencarian untuk artefak-artefak lain yang mungkin masih tersembunyi. Menurut lo, kira-kira benda apa lagi ya yang bisa tim arkeolog temukan, sob?

Penulis: Syifa Nuri Khairunnisa