Follow Us

Cara Ngebiasain Diri Untuk Nggak Pake Sedotan Plastik Lagi. Gampang Kok

Rizki Ramadan, HAI Internship - Rabu, 12 September 2018 | 16:13
Cara Ngebiasain Diri Untuk Nggak Pake Sedotan Plastik Lagi. Gampang Kok

HAI-Online.com - Ngomongin soal penggunaan plastik, itu udah jadi isu yang hangat banget di berbagai negara beberapa tahun terakhir. Sampah plastik yang emang susah banget terurai, bikin lingkungan bisa tercemar dalam jangka waktu yang lama.

Plastik sendiri butuh sekitar 500-1000 tahun buat bener-bener terurai, sob. Sebagian sampah plastik numpuk di dataran, dan sebagian lainnya terapung di lautan. Bikin kehidupan makhluk laut terancam bahaya.

Salah satu yang sekarang kondisinya makin mengkhawatirkan adalah sampah sedotan plastik. Mungkin lo udah sering denger tentang kampanye anti penggunaan sedotan plastik yang akhir-akhir ini emang lagi gencar-gencarnya dilakukan.

Beberapa gerai besar dunia macam Starbucks, McDonalds, KFC, dan retail hotel kayak Hyatt dan Hilton bahkan udah mengeluarkan aturan tegas soal penggunaan sedotan plastik sama pelanggannya.

Kampanye anti sedotan

Kampanye anti sedotan plastik ini makin lama makin rame aja. Mereka mendorong orang buat tahu seberapa bahaya sedotan plastik itu. Dan angka riset tentang efek penggunaan sedotan plastik di dunia ternyata mengejutkan banget, sob.

Setiap harinya, di Amerika ada sekitar 500 juta sedotan plastik yang digunakan dan terbuang gitu aja. Jumlah ini diperkirakan bisa ngisi 127 bis sekolah, dengan berat sama dengan sekitar 1000 mobil, dan bisa dipake ngelilingin bumi sebanyak 2.5 kali!

Baca Juga : Sampah Sedotan di Indonesia Dalam Sehari Bisa Setara Jarak Jakarta-Meksiko. Kurangi, Yuk!

Nah, buat menghentikan pencemaran lingkungan karena sedotan ini, lo juga bisa terlibat kok. Ada beberapa gerakan anti sedotan plastik yang bisa banget lo cari tahu lebih lanjut.

Ada "One Less Straw", "The Last Plastic Straw Challenge", "Plastic Pollution Coalition", "Strawless Ocean", dan masih banyak lagi. Tapi, nggak ada gunanya juga kalau lo cuman cari tahu tapi nggak mendorong diri sendiri lebih dulu buat mengurangi penggunaan sedotan plastik secara pribadi.

Caranya gampang kok

Pertama lo bisa berkomitmen terhadap diri sendiri buat nggak pernah lagi menggunakan sedotan plastik. Inget aja kalau sedotan plastik itu bisa berakibat fatal buat makhluk hidup di bumi. Kalau lo beli minuman di kafe gitu, bilang aja kalau lo nggak perlu pake sedotan.

Terus, ajak deh orang-orang di sekitar lo. Lo bisa meningkatkan awareness orang sekitar lo lewat media sosial karena sekarang emang udah banyak gerakan anti sedotan plastik yang muncul dengan hashtag, misalnya #StopSucking atau #TheLastStraw.

Sebagai ganti sedotan plastik, lo bisa pakai sedotan dari bahan lain, yang reuseable, sob. Pertama, ada sedotan dari kaca borosilikat. Kaca jenis ini aman banget kok buat tubuh lo. Dan tersedia juga dalam bentuk dan panjang yang bermacam-macam.

Lalu lo juga bisa coba sedotan dari besi atau stainless steel. Kayak yang lo tahu, bahan ini sering digunakan sebagai bahan alat masak. Yang artinya aman banget buat dipakai jadi sedotan. Biasanya sedotan macam ini dijual dalam 1 set dengan 4 jenis sedotan berbeda dan dilengkapi sama sikat kecil buat ngebersihin.

sedotan yang terbuat dari stainless steel

sedotan yang terbuat dari stainless steel

Sedotan bambu. Biasanya terbuat 100% dari bambu organik dan bener-bener nggak diproses lebih lanjut. Bambunya cuman berupa batang bambu yang bolong gitu, dan bisa dicuci, dikeringin gitu aja, dan bisa digunakan bertahun-tahun.

Terakhir, ada juga sedotan kertas. Walaupun nggak sepenuhnya anti sampah, tapi bisa banget dicoba kok. Sedotan kertas biasanya terbuat dari kertas yang cukup kuat buat menahan cairan.

Nah, gimana cukup mudah kan buat lo memulai gerakan anti sedotan plastik? Buat lebih jelasnya segimana bahayanya sedotan plastik itu, lo bisa coba nonton video ini:

HAI bersama National Geographic Indonesia bakal giat ngajakin kalian untuk mengurangi sampah sedotan plastik demi kelestarian bumi kita ini. Ikutan juga yuk ramaikan gerakan ini lewat hashtag #SayaPilihBumi

Penulis: Syifa Nuri Khairunnisa

Editor : Fadli Adzani

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular