Follow Us

Setiap 40 Detik, Satu Orang Bunuh Diri, Ini Cara Mencegahnya

- Senin, 11 Juni 2018 | 15:43
Setiap 40 Detik, Satu Orang Bunuh Diri, Ini Cara Mencegahnya

HAI-ONLINE.COM - Beberapa kasus bunuh diri yang terjadi belakangan menyadarkan kita bahwa makin banyak orang berpikir untuk mengakhiri hidupnya. Apalagi setelah kasus bunuh diri desainer Kate Spade, koki Anthony Bourdain, dan adik ratu Belanda, Ines Zorreguieta. Ternyata hal ini telah lama jadi perhatian Centers for Disease Control (CDC) AS. Menurut laporan lembaga tersebut, semakin banyak orang melakukan tindakan bunuh diri, nggak hanya di Amerika tapi juga di seluruh dunia. Dilansir dari VOA Indonesia, Minggu (10/06/2018), Badan Kesehatan Dunia ( WHO) memperkirakan bahwa setiap 40 detik, seseorang di dunia mengakhiri hidupnya. Angka ini setara dengan 800.000 juwa setiap tahun yang kehilangan nyawa akibat bunuh diri. Hal ini memunculkan pertanyaan, mengapa angka bunuh diri semakin meninggi? Para peneliti mengajukan berbagai kemungkinan tentang peningkatan ini, mulai dari isolasi sosial hingga bullying. Sayangnya, hal ini masih bersifat spekulatif. "Sangat sulit membuat pernyataan luas tentang bunuh diri," ungkap Dr Katalin Szanto, profesor psikiatri di University of Pittsburgh dikutip dari Live Science, Sabtu (09/06/2018).Laporan CDC menunjukkan bahwa kasus bunuh di AS sering berkaitan dengan bentuk kekerasan seperti bullying, kekerasan seksual, atau pelecehan anak. Padahal, tingkat bentuk-bentuk kekerasan tersebut nggak meningkat dalam dua dekade terakhir.Bisa Dicegah Ini jadi misteri mengapa angka bunuh diri kian meningkat. Meski alasannya belum jelas, namun upaya menghentikan atau mencegah tindakan bunuh diri dapat dilakukan. Dalam sebuah studi yang dilakukan di Rumah Sakit Henry Ford, AS para dokter dan terapis menggunakan beberapa intervensi yang menurunkan 80 persen angka bunuh diri. Salah satu metode yang digunakan dalam penelitian selama 10 tahun itu adalah meminta pasien depresi untuk membayangkan kematian.

Cek: 5 Artis Dunia yang Tewas Karena Bunuh Diri Setahun BelakanganWalaupun cara ini menunjukkan hasil yang signifikan, mengetahui akar masalah yang mendorong seseorang melakukan tindakan bunuh diri perlu dilakukan. Hal ini agar pasien memiliki pilihan pengobatan. Satu temuan penting dalam laporan CDC terbaru adalah lebih dari separuh kasus bunuh diri terjadi di antara orang-orang yang nggak terdiagnosis penyakit mental. Szanto menyebut bahwa pria mungkin sangat terpengaruh oleh masalah ini.

Cowok Lebih Rentan "Kami memiliki maslah besar ini, terutama di kalangan pria, mereka memiliki kondisi kesehatan mental yang nggak terdiagnosis dan jelas nggak diobati," ujar Szanto."Seringkali manifestasi depresi berbeda pada pria dibandingkan wanita. Kami cenderung sedikit lebih baik dalam penilaian klinis kami untuk mendiagnosis depresi pada wanita," sambungnya. Hal ini bisa terjadi karena wanita cenedrung lebih baik dalam mencari bantuan. Sedangkan pada laki-laki mencari bantuan punya indikator kurang jelas.

Pengaruh Stigma Susan Lindau, seorang terapis sekaligus profesor di University of Southern California menyebut ini terpengaruh oleh stigma tentang depresi. Lindau mengatakan, orang masih nggak akan mencari bantuan kalo mereka melihat stigma di sekitar depresi dan penyakit mental secara keseluruhan. "Sangat berani untuk seseorang bisa mengatakan, 'Saya merasa nggak nyaman dan saya butuh bantuan'," kata Lindau. "Itu karena Anda mengungkapkan kerentanan Anda. Budaya kita nggak benar-benar menghormati kerentanan," tegasnya.

Sama dengan Penyakit Kronis Terapis yang mengkhususkan diri mempelajari tentang bunuh diri tersebut menambahkan, orang perlu memahami bahwa depresi dan penyakit mental lainnya dalah penyakit kronis seperti diabetes atau yang lain. Pendapat senada juga diungkapkan oleh Paul Gionfrieddo, yang mengepalai Mental Health America. "Tindakan bunuh diri adalah stadium empat untuk banyak orang yang menderita penyakit mental serius," ujarnya"Sejujurnya, ini juga stadium empat akhir, kejadian tahap akhir bagi banyak orang dengan berbagai macam penyakit kronis, yang bisa jadi nggak menderita penyakit mental," sambung Gionfrieddo.Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Setiap 40 Detik Seseorang di Dunia Bunuh Diri, Bagaimana Mencegahnya?".

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

Latest