Follow Us

Kalo Takut Tidur Sendirian Jangan Buru-buru Nikah Dulu, Karena Nikah Muda Punya Banyak Risiko Lho

Alvin Bahar - Senin, 16 April 2018 | 03:15
Ilustrasi nikah muda.
Alvin Bahar

Ilustrasi nikah muda.

HAI-ONLINE.COM - Baru-baru ini, kita digegerkan oleh sebuah berita yang mengabarkan kalau ada sepasang anak SMP yang ngebet nikah karena takut tidur sendirian.

Yap, kedua anak SMP ini ternyata adalah sepasang kekasih dari Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan.

Mereka memutuskan menikah karena salah satu dari mereka ada yang takut tidur sendirian di rumahnya. Hal itu terjadi karena sang ibu dari anak ini meninggal sekitar satu tahun yang lalu.

Pernikahan tersebut menjadi viral di media sosial dan menimbulkan berbagai respon.

Kebanyakan netizen merespon soal kepantasan nikah muda. Well, pada dasarnya menikah bukanlah perkara mudah guys. Jangan dikata, menikah cuma urusan pacaran tapi halal. Dibutuhkan komitmen yang kuat agar pernikahan lo nggak sekadar main-main!

Dilansir dari Kompas.com, Koordinator komunikasi dan advokasi Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Frenia Nababan mengatakan, perlu membedah lebih dahulu soal ajakan nikah muda, antara lain soal batasan umur.

“Kalau mendorong nikah di usia di bawah 18 tahun kan sama kaya perkawinan anak, dan itu menjadi ironi. Di satu sisi kita kampanye kekerasan seksual pada anak, tapi kekerasan seksual anak (seakan) diperbolehkan dalam pernikahan. Padahal undang-undang mewajibkan orangtua lindungi anak-anak dari kekerasan seksual,” kata Frenia.

Meskipun nggak terang-terangan melarang pernikahan usia muda, banyak hal yang harus dipikirkan antara lain kesehatan reproduksi, mengurus rumah tangga, hingga mengasuh anak.

“Misalnya, kalau (melahirkan) di bawah usia 20 tahun, resiko kematian ibu bisa 5 sampai 7 kali lebih besar karena ketidaksiapan organ reproduksinya,” kata dia.

Cek: Cowok, Jangan Keras Terhadap Pacarmu! Sudah Banyak Cewek Menderita Karena Kekerasan Dalam Pacaran

Selain itu karena usia anak yang terbilang muda dan belum punya kemampuan finansial yang cukup untuk mengurus rumah tangga dan mengasuh anak. Ya kan?

"Ada risiko anak-anak mereka tidak terurus karena pekerjaan yang dimiliki orangtua tidak mendukung. Pada akhirnya, mereka akan kembali pada orangtua atau mertua, bukan membangun rumah tangga sendiri," ujar Frenia.

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

Latest