Follow Us

Hari Ini, 24 Tahun Lalu, Kurt Cobain Meninggal Dunia. Ini Penyebab Banyak Musisi Mati Muda Menurut Penelitian

Alvin Bahar - Kamis, 05 April 2018 | 10:15
 Kurt Cobain
Alvin Bahar

Kurt Cobain

HAI-ONLINE.COM - Kurt Cobain nggak berada lama di dunia ini. Di puncak popularitasnya, saat baru menginjak 27 tahun, yakni pada 5 April 1994, Kurt memutuskan mengakhiri hidupnya.

Fenomena musisi yang mati muda, khususnya yang meninggal pada usia 27 memang menarik untuk ditelisik. Bahkan, Wikipedia memuat catatan bertajuk "Forever 27 Club". Sementara itu, ada pula yang membuat situs bernama "27 Curse" atau "Kutukan 27".

Soalnya, nggak cuma Kurt yang wafat di usia 27 tahun. Musisi rock lain seperti Janis Joplin, Jimi Hendrix, Jim Morrison, Brian Jones, dan Robert Johnson juga wafat di usia yang sama.

Apakah memang kematian mengejutkan musisi terkenal pada usia 27 ini hanya sebuah kebetulan? Ataukah memang ada benar-benar sebuah kutukan?

Konsultan kesehatan jiwa yang juga asisten profesor pada Counselor Education di Florida Atlantic University, Stephanie Sarkis, mengungkapkan pendapatnya mengenai fenomena ini dalam www.huffingtonpost.com. Menurut dia, kasus ini dalam ilmu psikologi sosial dapat dijelaskan dalam teori atribusi kausal. Hal ini terjadi ketika atribusi seseorang atau kelompok dikaitkan dengan suatu penyebab tertentu.

Cek: Hari Ini 51 Tahun Lalu, Kurt Cobain Lahir. Ini 6 Hal Pertama tentangnya Yang Perlu Kamu Ketahui

Apa itu atribusi sosial?

Nirvana
Atribusi adalah proses menyimpulkan motif, maksud, dan karakteristik orang lain dengan melihat pada perilaku yang tampak. Atribusi boleh juga ditujukan pada diri sendiri (self attribution) dan atribusi pada orang lain.

Sarkis menjelaskan, ketika ada kasus kematian tragis seorang tokoh terkenal, masyarakat cenderung mencari alasan mengapa hal itu terjadi. Mereka akan mencoba memahaminya dan, ketika gagal, lalu akan mencari cara bagaimana agar alasannya masuk akal.

"Pada saat seorang musisi terkenal mati muda, kita mencoba untuk menemukan benang merah untuk memahami semuanya. Jadi munculah istilah 'Kutukan 27'," ungkap Sarkis.

Menurutnya, mencari alasan atau penyebab suatu peristiwa yang telah terjadi, seperti juga pada "Kutukan 27", merupakan bentuk dari perlindungan diri.

"Jika Anda harus melewati hari dengan ingatan bahwa suatu peristiwa tragis telah terjadi, akan masuk akal bila Anda menghubungkan alasan atau pernyebab peristiwa tersebut. Hal itu akan membantu Anda menjadi nyaman melawati hari demi hari. Terkadang, kita nggak siap untuk menantang atribusi-atribusi tersebut, mungkin nggak sekarang atau mungkin nggak pernah," papar Sarkis.

Mencari kausalitas, lanjut Sarkis, dapat membantu memberikan manusia suatu konteks serta kemampuan memprediksi kehidupan. Membuat hubungan sebab-akibat, apakah itu baik atau buruk adalah bagian dari hidup manusia.

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

Latest