Follow Us

Kisah Perjalanan Revenge The Fate: Cari Personel Lewat Medsos Hingga Semuanya Tinggal di Satu Rumah

Rizki Ramadan - Rabu, 14 Maret 2018 | 10:15
Revenge The Fate
Rizki Ramadan

Revenge The Fate

Artikel ini pertama terbit di majalah HAI edisi 03/2017

HAI-online.com - Di tiap waktu senggangnya beberapa tahun lalu, berselancar di dunia maya kerap menjadi aktivitas yang nggak pernah dilewatkan oleh Sona Purnama. Cowok itu mencoba mengenal lebih dekat anak-anak band yang ada di Bandung lewat Facebook.

Lewat platform social media gubahan Mark Zuckerberg itulah, Sona memperbaharui info Gogon (Gosip-Gosip Underground) scene musik sidestream di kota kembang.

“Saya sering kepo sama band-band Bandung, mau itu band junior atau band senior, saya kepoin. Saat itu yang lagi booming MySpace sama Facebook,” cerita Sona.

Bermodal rasa kepo itulah yang membawa Sona mendapat informasi dari postingan status Facebook seseorang bernama Cikhal. Lewat status itu, Cikhal yang ternyata seorang gitaris dari band bernama Jersey Holiday, mengumumkan pengunduran dirinya dari band itu.

Sejak itu, Sona mulai intens chatting dengan Cikhal lewat Facebook, karena Sona tertarik dengan status “jomblo” Cikhal yang baru aja keluar dari bandnya. Akhirnya, obrolan lewat Facebook itu berujung dengan waktu ketemuan mereka, kopi darat.

Singkat cerita, Cikhal setuju untuk bergabung dengan band yang telah didirikan oleh Sona cs., band tersebut bernama Revenge The Fate. Masuknya Cikhal membawa angin segar untuk perkembangan band pengusung Deathcore tersebut.

Disadari atau nggak, Cikhal seperti membawa “hoki” untuk band yang sekarang tengah menggarap album keduanya itu. Secara alamiah, “Fengshui” formasi Revenge The Fate ikutan berubah, Anggi yang tadinya drummer, menjadi vokalis, posisi tukang gebuk drum akhirnya sempat digantikan ke beberapa drummer cabutan.

“Anggi mau jadi vokalis karena waktu ada acara tahun baru sebuah radio di Cicalengka, saya sama Anggi iseng bikin band sama anak-anak di Cicalengka. Nah, Anggi coba waktu itu iseng jadi vokalis, ternyata bagus, ya udah coba dilanjut, waktu itu, bawain lagu apa ya, Nggi?” tanya Sona ke Anggi.

“Duh, apa, ya, udah lama banget itu, kalo nggak salah bawain lagu Killing Me Inside, deh,” jawab Anggi sambil ketawa. Nah, kalo soal drummer, ternyata yang berjodoh panjang hingga dipinang menjadi personil adalah Zacky. Sampai sekarang, Zacky yang awalnya satu band bersama Cikhal di Jersey Holiday, memutuskan untuk terus lanjut dengan Revenge The Fate.

Sebetulnya, soal personil, Revenge The Fate juga sempat punya sosok gitaris kedua selain Cikhal, tapi, sepertinya band ini kurang beruntung dengan formasi lima orang personil, posisi gitar selain Cikhal hampir nggak ada yang awet. Sosok-sosok gitaris Revenge The Fate dari formasi awal bisa dicek di YouTube channel mereka hingga sekarang. Alhasil, sekarang kita kenal four-pieces Revenge The Fate adalah Anggi (vocal), Cikhal (gitar), Sona (bas), dan Zacky (drum).

Revenge The Fate
Peran Penting di Tiap Posisi

Apa yang diraih oleh Revenge The Fate sekarang tentunya bukan semata karena hoki. Di balik panggung, mereka punya peran masing-masing yang sama penting.

Zacky, drummer yang makin gempal ini adalah seorang desainer dari Beholder Clothing, salah satu badan usaha utama Revenge The Fate selain musik. Ada Cikhal yang bertugas memutar roda bisnis band secara keseluruhan, Sona yang mengurus soal sistem digital, komputerisasi, hingga saluran YouTube-nya Revenge The Fate, dan pastinya Anggi, yang jadi andalan sebagai ambassador untuk Beholder Clothing, ataupun band.

“Sebelum bikin Beholder, anak-anak (Revenge The Fate) udah mulai kerja di (bisnis) clothing lain juga, jadi, berdasarkan pengalaman masing-masing, kami baru di 2013 bikin Beholder,” ujar Sona. Ibarat sebuah mobil, nggak heran kalau laju band ini jadi sangat cepat, karena ke empat rodanya bisa melaju sama rata.

Meskipun bisa tumbuh dengan cukup cepat, sisi lain dari popularitas yang mereka raih tentu mrenghadirkan hambatan yang makin besar.

Salah satunya pengalaman buruk Anggi ketika harus berurusan panjang karena ada seseorang yang kerap mengaku sebagai dirinya, dan melakukan beberapa penipuan yang kasusnya sampai berlanjut ke kepolisian bahkan pengadilan. Untungnya, masa-masa nggak mengenakan itu telah berlalu, dan telah memberikan “ilmu” baru untuk mereka.

Revenge The Fate dalam perjalanan beberapa tahun terakhir juga menyadari pentingnya beradaptasi dengan perkembangan yang begitu cepat terjadi. Nggak heran, langkah mereka yang cepat “melek” urusan digital dan social media turut membawa pengaruh. Salah satunya adalah perihal channel YouTube Vevo mereka, yang sempat ramai dibicarakan. Dan, paling penting, karena buat bisa memiliki akun Vevo, bukan hal yang mudah.

“Intinya mah harus produktif dan kreatif di YouTube, karena mungkin kami produktif, kami bikin program-program untuk RTF TV, juga rajin ne-share live video di YouTube, kebetulan, ada email dari distibutor asal Inggris yang bisa membuat kami terintregasi dengan VeVo. Ya, lumayan kami menunggunya cukup lama, dari mulai kami diregistrasi sampai video muncul mungkin memakan waktu sekitar tiga bulan,” jelas Sona, panjang lebar.

“Digital itu kenyataan, lo ketinggalan jaman yo.... Hahaha..., itu lirik lagunya siapa, ya?” timpal Zacky sambil meneriakan lirik lagu GGS yang nggak ia sadari. “Lagu GGS, Young Lex Lex itu,” timpal Anggi dan Sona hampir berbarengan.

Dalam Satu Atap

Siang itu, HAI mampir ke markas Revenge The Fate yang berada di kawasan Cimenyan, Bandung, Anggi dengan santainya sedang bermain game Tony Hawk Pro Skater di PlayStation, Sona terlihat klimis karena setelah sesi interview ini ingin segera pergi, Zacky yang selalu tampak bersemangat menyusul kemudian. Hanya Cikhal, sang gitaris yang kebetulan sedang berada di luar basecamp karena ada keperluan dadakan, sehingga ia nggak ikut sesi interview.

Suasana di balik obrolan kami yang penuh dengan sendau gurau pun sampai pada di titik bahwa keseriusan empat anak muda asal Jawa Barat ini dalam terjun dan bisa berkembang industri musik ini, Sona punya kutipan seru tentang pilihan Revenge The Fate memilih tinggal di satu atap.

“Tinggal dalam satu rumah seperti ini adalah satu cara supaya kami untuk terus ketemu dan komunikasi, intinya komunikasi, agar semuanya bisa diobroilin langsung, kalo ada masalah atau rencana bisa diobrolin saat itu juga, karena sering ketemu,” tambahnya.

“Kalopun kami nggak manggung, bukan berarti kami nggak ada kerjaan di basecamp ini, pasti selalu ada proses lain untuk dikerjakan. Seperti sekarang, kami sedang merekam album kedua, yang dalam waktu dekat akan keluar single baru kami yang berjudul Bencana,” pungkas Zacky.

Editor : Rizki Ramadan

Baca Lainnya

Latest