Menurut Pak Fino nih, beberapa tantangan terberat menjadi dosen ialah harus mempersiapkan materi yang baik, up to date serta penyampaian yang mudah di mengerti. Selain itu juga harus mengelola emosi diri dan suasana kelas harus selalu kondusif (santai tapi serius) serta menjadi role model yang baik untuk siswa agar bisa memberikan inspirasi.
Penghasilannya Berjam
Nah, bagi kamu yang ingin tahu berapa sih penghasilan dosen itu sebenarnya? Jadi, kalau untuk dosen tidak tetap atau honorer biasanya dihitung per jam atau per sesi untuk penghasilannya. Dapat berkisar Rp 40.000,00 hingga Rp 80.000,00 setiap jam atau sesinya dalam mengajar. Terus berapa dong dalam sebulannya? Yaudah, kamu akumulasikan aja dalam sebulan itu ada berapa jam ngajar dengan penghasilan setiap jam atau sesi yang dibayarkan.
Eits, tapi penghasilan tersebut dapat berbeda ya guys di setiap kampus. Begitupun dengan penghasilan dosen tetap, biasanya mendapatkan tunjangan diluar penghasilan pokok. Pastinya sih, masing-masing kampus memiliki kebijakan yang berbeda-beda.
Sistem Kerja Dosen
Nah, sistem kerja untuk dosen tetap biasanya akan lebih sering ke kampus karena sudah ditetapkan berapa jam dalam seminggu untuk hadir ke kampus. Sedangkan dosen nggak tetap atau honorer biasanya ke kampus saat jam mengajar atau part time. Apakah pagi, siang, atau sore jam mengajarnya, maka saat itulah sang dosen ke kampus.
Cocok Untuk Yang Nggak Pernah Puas Belajar
“Bagi generasi muda yang memiliki cita-cita menjadi seorang dosen, hal utama yang perlu dilakukan adalah selalu meng-upgrade diri, senang belajar dengan hal-hal yang baru, jangan pernah puas dan berhenti belajar. Tentunya, persyaratan akademik lainnya pun harus dipenuhi ya,” jelas Pak Fino kepada HAI.
Jadi, bagi kamu yang bercita-cita ingin menjadi dosen di usia muda, pasti bisa kok. Asalkan terus belajar dan berusaha ya!
(Penulis : Kalika Diah P.M)