Follow Us

Siapa Bilang Kemampuan Multitasking Itu Berkah. Kalau Jadi Kebiasaan Bisa Bawa 5 Masalah Ini

Rizki Ramadan - Kamis, 04 Januari 2018 | 09:45
Multitasking
Rizki Ramadan

Multitasking

HAI-online.com – Kita pasti sering melakukan aktivitas secara bersamaan. Misalnya aja menyetir sambil main smartphone, belajar sambil nonton TV, makan sambil main game online. Atau bahkan melakukan tiga aktivitas sekaligus.

Bagi sebagian orang, kemampuan ini mungkin terlihat keren. Eh, jangan bangga dulu, bro. Nih, ya, Universitas Standford, Californa, Amerika Serikat menemukan bahwa pelaku multitasking atau multitasker jauh lebih buruk dalam kinerja dibandingkan orang yang mengerjakan satu tugas dalam satu waktu. Performa multitasker biasanya akan kesulitan dalam mengatur pikiran dan menyaring informasi-informasi yang nggak berhubungan dengan pekerjaan mereka. Nggak percaya? Coba deh cek aja nih efeknya.

“Multitasking bisa dilakukan selama seseorang masih kuat untuk melakukan beberapa kegiatan secara bersamaan. Tapi kalau dia udah merasa kesulitan melakukan beberapa kegiatan secara bersamaan, bisa-bisa seseorang jadi stres. Biasanya ketika seseorang melakukan beberapa kegiatan bersamaan dia nggak bener-bener merasa ada di momen itu. Jadi bakal banyak momen yang lewat begitu aja akibat kita nggak bisa fokus,” kata Bernadetta Anjani , M.Psi, P.Si, Klinik Bingkai, Bintaro

Gampang Stress

Gara-gara sering melakukan kegiatan secara multitasking bisa mengakibatkan stimulasi berlebih pada otak yang bisa mendatangkan stres. Hal ini bisa berdampak serius pada masalah psikologi. Contohnya frustasi, cemas berlebihan, dan kehilangan momen. Efek lainnya juga bisa mengganggu keseimbangan hidup yang mengakibatkan suasana jadi kurang menyenangkan, dan ujung-ujungnya bikin kita stress.

Gampang Lupa

Menurut hasil penelitian dari University of Copenhagen, Denmark, orang yang suka melakukan multitasking sering mengalami gangguan memori alias pelupa. Parahnya lagi gangguan memori ini bisa terganggu dalam jangka panjang. Kita akan mengalami kesulitan mengingat yang baru saja kita kerjakan, yang akan dikerjakan, bahkan kita juga akan lupa dengan apa yang dikatakan seseorang yang baru saja mengobrol dengan kita. Hal ini bisa terjadi karena ketika kita fokus hanya dengan satu hal, otak akan menyimpan informasi di bagian hippocampus (bagian otak yang menyimpan memori). Tapi saat kita multitasking, informasi tersebut dikirim ke bagian striatum (bagian yang bertugas untuk aktivitas gerak dan motivasi).

Susah Merasa Puas

Biasanya pekerjaan yang dilakukan secara multitasking membuahkan hasil yang nggak maksimal. Selain itu kita juga susah untuk menikmati proses satu demi satu, karena kita nggak benar-benar fokus melakukannya. Walaupun satu per satu pekerjaan itu selesai,

IQ Menurun

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa terlalu sering multitasking akan membuat kita lamban secara perlahan. Multitasking juga menurunkan tingkat kecerdasan otak atau IQ. Studi di Universitas London menemukan peserta yang memiliki kemampuan multitasking dalam mengerjakan tugas, terbukti mengalami penurunan IQ mirip dengan kondisi ketika begadang pada malam hari. Penurunan IQ ini mencapai 15 poin bagi laki-laki, yang artinya sama dengan IQ anak berusia 8 tahun.

Susah Fokus

Ketika kita melakukan multitasking akan menyebabkan prefrontal cortex dan striatum menghabiskan glukosa teroksigensi. Kandungan ini yang memungkinkan seseorang berfokus pada pekerjaan. Tapi ketika kita multitasking, kandungan ini akan terbakar dengan cepat. Akibatnya kita menjadi lelah dan linglung setelah beberapa waktu. Berpindah-pindah aktivitas seperti ini juga memicu terjadinya feedback dopamine, semacam kehilangan fokus.

(Penulis: Meryam Zahida)

Editor : Rizki Ramadan

Baca Lainnya

Latest