Follow Us

3 Faedah Ini Bakal Bikin Kamu Pengin Ikut Jadi Aktivis Organisasi Kemahasiswaan.

Rizki Ramadan - Kamis, 04 Januari 2018 | 06:15
Aktivis Kampus
Rizki Ramadan

Aktivis Kampus

Namanya juga gabung di organisasi kemahasiswaan, itu artinya, di dalamnya berisi banyak orang lengkap dengan pendapatnya masing-masing. Nah, itu sebabnya, menurut Syifa, konfilk antar anggotanya jadi hal yang lumrah ditemukan dalam organisasi kemahasiswaan.

“Saat rapat, selisih pendapat, tuh, sering banget ditemukan. Nah, kalau mentalnya nggak kuat, nggak akan tahan di BEM. Menurut aku, mental kita bakal benar-benar diasah di sini,” timpal cewek yang jadi anggota Divisi Sosial BEM Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) periode 2015/2016.

Beda orang, beda lagi pengalaman. Muhammad mengatakan bahwa kesibukannya di BEM cukup menguras tenaga dan waktu. Makanya jangan heran, kalau cowok penerima beasiswa Bakti BCA 2015 ini kerap memanfaatkan fasilitas kampus untuk menunjang kehidupannya. Salah satunya adalah ruang sekretariat.

“Kalau gue, sih, ada sekretariat gitu. Nah, biasanya ruangan itu suka gue pakai buat tidur. Hahaha…, selain itu jadi tempat juga buat gue ngerjain tugas di sela-sela nunggu jam masuk kelas,” lanjut Muhammad.

PENYAMBUNG LIDAH MAHASISWA

Jadi anggota BEM, punya tugas cukup berat yang nggak beda jauh sama wakil rakyat. Tujuannya, untuk menyampaikan aspirasi teman-teman ke pihak kampus, atau juga sebaliknya.

Nah, masuk dalam organisasi kemahasiswaan, mau nggak mau, teman-teman kita ini harus menyampaikan semua keluh kesah warga kampus dengan cara yang nggak anarkis, alias dengan cara yang elegan. Syifa mengaku, sebelum melakukan aksi, dia dan teman-teman selalu mengantisipasi segala permasalahannya dengan teliti. Tujuannya, untuk meminimalisir hal-hal yang nggak dinginkan.

“Sebelum bikin aksi, biasanya kami akan diskusi dengan pihak terkait, misalnya dulu pernah diskusi dengan DPRD setempat. Sehingga masalah yang mengganjal dapat terselesaikan baik-baik tanpa harus demo,” kenang Syifa.

Lain lagi dengan yang dilakukan Muhammad. Memanfaatkan kemajuan teknologi dan sosial media yang pesat, dia menggunakan hal tersebut sebagai salah satu sarana untuk menyampaikan aspirasi teman-teman mahasiswa lainnya.

“Sejauh ini, sih, belum pernah ikut demo. Biasanya, kalau gue dan teman-teman demo lewat tulisan yang dipublikasikan lewat media sosial, biasanya lewat LINE,” timpal Muhammad santai.

Well, apa yang dikatakan Syifa dan Muhammad, dengan bergabung di organisasi kemahasiswaan, emang ada banyak hal yang bisa dilakukan dengan ilmu yang kita dapatkan. So, nggak salah dong, ya, kalau HAI mengutip salah satu kalimat milik Bapak Proklamator kita, Bung Karno. Kira kira, begini bunyinya:

“Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.” Setuju!

Editor : Rizki Ramadan

Baca Lainnya

Latest