Follow Us

11 Tanda Kamu Memiliki EQ Rendah. Gampang Tersinggung adalah Salah Satunya.

Rizki Ramadan - Kamis, 22 Februari 2018 | 14:20
Jangan-jangan dia nggak suka, jangan-jangan dia marah
Rizki Ramadan

Jangan-jangan dia nggak suka, jangan-jangan dia marah

HAI-online.com - Suka gampang tersinggung atau stres? Tenang aja, guys. Itu bukan kelainan jiwa atau apa-apa kok. Melainkan EQ alias emotional quotient lo rendah. Karena EQ pada dasarnya berbeda dengan IQ. EQ berbicara soal pilihan hidup dan disiplin dan nggak diukur dengan angka seperti IQ, namun cukup dilihat dari cara hidup setiap hari. Ada yang tahu cara mengetahui EQ kita lemah atau kuat?

Simak aja nih ciri-ciri dan tanda-tanda EQ lemah yang dirangkum dari Huffingtonpost.com. Cekidot!

Gampang stres

Saat ada situasi yang tidak beres, orang dengan EQ lemah biasanya mudah merasa tidak nyaman, cemas, dan frustasi. Ia membiarkan dirinya dikuasai berbagai emosi yang tidak perlu. Sehingga pikiran dan perasaannya kacau.

Sebaliknya, orang yang memiliki EQ yang kuat cenderung mampu mengendalikan stres dan mengelola mood. Sehingga ia jauh dari stres.

Tidak tegas pada diri sendiri

Orang yang memiliki EQ yang baik mampu menyeimbangkan sikap, perilaku, dan pikirannya. Ia memiliki batasan-batasan tertentu pada dirinya. Sehingga hal-hal yang membuat kualitas hidupnya memburuk akan dibuangnya. Istilahnya ia tegas terhadap dirinya sendiri.

Sedangkan orang yang lemah EQ biasanya menjalani hidup semaunya, tanpa prinsip dan batasan.

Tidak mengenal emosinya sendiri

Semua manusia pasti memiliki emosi, namun tidak semua orang mengenal emosi yang dialaminya. Penelitian membuktikan hanya 36% orang bisa mengenal dan mengendalikan emosinya. Sebaliknya orang yang lemah EQ biasanya tidak mampu mengenal emosinya sendiri. Sehingga ia gampang jatuh dalam kesalahpahaman, konflik, dan emosi-emosi beracun lainnya. Ia cenderung merasa buruk, sensitif, frustasi, dan cemas.

Mudah berasumsi dan sangat mempercayai asumsinya sendiri

Orang yang lemah EQ biasanya cepat untuk berasumsi dan beropini. Tanpa mencari bukti, ia selalu mempercayai asumsinya.Bahkan ketika sudah ditemukan fakta dan kebenarannya pun, kalau itu bertentangan dengan asumsinya, ia akan menolaknya.

Halaman Selanjutnya

Menyimpan dendam
1 2 3

Editor : Rizki Ramadan

Baca Lainnya

Latest