Follow Us

Waduh, Sebagian Besar Sumber Air Jakarta Berasal dari Sungai Terkotor Dunia

Alvin Bahar - Minggu, 24 Desember 2017 | 09:30
Warga menembus banjir yang melanda ruas Jalan Raya Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (17/11).
Alvin Bahar

Warga menembus banjir yang melanda ruas Jalan Raya Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (17/11).

HAI-ONLINE.COM - Terdapat lebih dari 27 juta jiwa di wilayah Jawa Barat dan DKI Jakarta jadikan Sungai Citarum sebagai salah satu sumber kehidupan masyarakat.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan menganggakan, Sungai Citarum mengairi lebih dari 400.000 hektar sawah. Air Sungai Citarum dibendung 3 kali di Cirata, Saguling, dan Jatiluhur dan menghasilkan 1.400 MW listrik.

Nggak hanya itu, Sungai Citarum juga memasok air minum bagi penduduk kota Jakarta. "Memasok 80 persen air minum bagi penduduk Jakarta,” ujar Luhut, Rabu (22/11)

Namun ironisnya, sungai sepanjang 269 kilometer ini merupakan satu dari 10 sungai terkotor di dunia. Berdasarkan data, terdapat 1.500 ton sampah domestik dibuang ke sungai Citarum, belum ditambah limbah industri yang terbuang ke sungai ini.

Untuk mengatasi persoalan ini, pemerintah telah menggelontorkan anggaran yang besar. Namun hal itu belum menyelesaikan permasalahan sampah dan limbah di sungai tersebut.

Cek deh: Ganti Kebiasaan Minum Teh atau Kopi di Pagi Hari dengan Air Lemon, Manfaatnya Banyak banget Lho!

Berdasarkan hasil kajian dan survei, sambung Luhut, permasalahan umum yang terjadi berkaitan dengan Sungai Citarum adalah penurunan kualitas air dan lingkungan di wilayah Sungai Citarum.

Hal tersebut akibat nggak terkontrolnya pembuangan limbah domestik, industri, pertanian, peternakan, dan perikanan budidaya.

Selain itu, banjir di musim hujan dan konflik air untuk irigasi persawahan di musim kemarau, serta penurunan muka air tanah akibat eksploitasi air tanah yang berlebihan jadi masalah lainnya di Citarum.

Kalo ada yang bertanya kenapa Menko Maritim ikut mengurus pengendalian sampah di Sungai Citarum, sambung Luhut, jawabannya adalah Indonesia berada dalam masalah darurat sampah.

Bahkan salah satu publikasi ilmiah menyebutkan Indonesia merupakan salah satu negara penghasil sampah plastik di laut terbesar ke-2 di dunia setelah China.

“Untuk diketahui, sumber sampah tersebut 80 persen berasal dari darat. Pemerintah telah berkomitmen untuk mengurangi sampah plastik di laut hingga 70 persen pada tahun 2025. Maka kita perlu melakukan sejumlah aksi untuk mencapai komitmen tersebut,” ungkapnya.

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest