Follow Us

Ini 5 Cara Ekstrem Masturbasi yang Sangat Berbahaya. Jangan Ditiru ya!

Fadli Adzani - Senin, 10 Oktober 2016 | 11:00
Bagian Ke 5 dari 5 Hal yang Nggak Lo Tahu Soal Masturbasi
Fadli Adzani

Bagian Ke 5 dari 5 Hal yang Nggak Lo Tahu Soal Masturbasi

Guys, sebagai kaum pria, masturbasi mungkin menjadi hal yang lumrah dilakukan. Namun, banyak banget lho cara ekstrem yang dilakukan oleh pria ketika masturbasi untuk mencapai kepuasan yang maksimal.

Seharusnya, kalo ingin melakukan masturbasi, pria hanya dianjurkan menggunakan tangan kosong saja, tapi masih banyak pria yang berani melakukan cara nggak lumrah yang pada akhirnya berujung pada penyakit.

1. Memakai Cincin Penis

Terdapat sebuah alat berbentuk cincin yang dirancang untuk menyempitkan aliran darah di dalam penis. Mungkin, bagi beberapa orang, cincin penis ini dianggap dapat memberikan sensasi asyik dan menyenangkan.

Padahal, menurut laporan yang terjadi di India Journal of Surgery, penis yang tercekik oleh cincin penis bisa menyebabkan akumulasi distaledema, sehingga membuat penis bisa bengkak hingga dua kali dari biasanya.

2. Berdebar Hingga Muntah

Setelah mengalami pembengkakan, pria tersebut mengalami muntah-muntah, demam, skrotum bengkak, hingga nyeri otot selama dua hari. Karena khawatir terjadi apa-apa pada dirinya, ia pun pergi ke UGD dan dokter mendiagnosisnya dengan gangren Fournier, sebuah infeksi mikroba langka.

Hal ini diakibatkan pria itu terlalu sering melakukan masturbasi, sehingga ada lecet yang muncul di batang penisnya. Lecet itu lah yang menjadi pintu masuk virus infeksi yang bisa menyerang penis kalian, guys.

3. Terlalu Kencang Meremas

Pernah denger dong cerita-cerita bahwa ada penis patah? Nah, meremas penis terlalu kencang ketika sedang masturbasi bisa menjadi salah satu penyebabnya lho, guys.

Pada dasarnya, meremas penis terlalu kencang bisa menyebabkan pecahnya tabung corpus cavernosa yang berisi darah saat penis ereksi.

Pembengkakan ini dapat menimbulkan kerusakan fungsi penis secara permanen, walau biasanya kondisi ini bisa diperbaiki. Hal ini telah dijelaskan dalam sebuah jurnal Trauma and Acute Care Surgery.

Source : kompas.com

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

Latest