Superman Is Dead Nggak Akan Mati

Segala jenis intimidasi telah dirasakan dalam 20 tahun perjalanan bermusik Superman Is Dead. Inilah kisah metamorfosis tiga sosok begundal punk rock Kuta menjadi salah satu unit “mic killer” asal Pulau Dewata yang paling berpengaruh di Nusantara.

Mungkin Superman Is Dead a.k.a. SID nggak akan pernah terbentuk dan bisa sebesar sekarang kalau I Made Putra Budi Sartika lebih memilih untuk mengembangkan karirnya di dunia olahraga. Sejak masih berseragam putih abu-abu, cowok yang sekarang lebih dikenal dengan nama Bobby Kool itu lebih banyak menghabiskan waktunya untuk berolahraga.

Bukan untuk sekedar bermain atau mencari keringat, olahraga yang digeluti Bobby saat itu ia jalani cukup serius. Segela jenis olahraga pernah dicoba, tapi ada satu cabang yang menjadi fokusnya, yaitu softball. Keseriusan Bobby dengan olahraga asal Negeri Paman Sam itu bahkan sempat membuat dia menjadi salah satu putra daerah yang mewakili Bali untuk berlaga diajang sekelas PON!

“Tujuh puluh persen darah yang mengalir di tubuh saya itu lebih dominan menjadi atlit, sisanya baru musisi,” kata Bobby, ketika HAI mampir ke Rumble Empire, salah satu badan usaha milik JRX, yang terletak di kawasan Teuku Umar, Denpasar, Bali.

Satu hari setelah SID menggelar event launching biografi 20 tahun karir mereka yang ditulis mantan manajer mereka, Rudolf Dethu, Rabu (19/8) lalu HAI kembali membuat janji dengan trio punkers asal Pulau Dewata itu untuk ngobrol lebih santai di Rumble Empire. Sayangnya, hari itu sang empunya tempat malah berhalangan hadir karena kata Dodix, manajer mereka saat ini, sang drummer mendadak nggak enak badan karena kelelahan.