HAI-ONLINE.COM - Don’t judge a book by its cover, suatu kutipan yang klise namun sangat tepat untuk menggambarkan latar belakang dari Tigabelas Tonbesi, band yang berasal dari Jakarta Selatan.
Semua personelnya adalah pekerja kantoran yang sehari-hari berpakaian layaknya seorang eksekutif, lengkap dengan jas, dasi dan kacamata.
Bahkan beberapa personelnya menempati posisi cukup penting di kantor mereka lho. Namun sepulang kerja, atribut ini berganti dengan jaket tracker, t-shirt band, bandana, boots dan attitude yang liar!
Tigabelas Tonbesi. Namanya terkesan berat namun menurut para personelnya memiliki filosofi yang dalam. Banyak intrepetasi untuk Tigabelas (13), angka yang penuh mitos.
Dianggap membawa sial sejak jaman Kaballah, namun tidak sedikit yang beranggapan sebaliknya.
Besi bersifat solid dan kuat, namun apabila tidak dirawat akan berkarat dimakan waktu. Sama seperti manusia, kalau tidak berkembang akan mati tergilas zaman.
Tigabelas Tonbesi memiliki huruf awal yang sama, menggambarkan dua sifat ekstrim yang ada dalam diri manusia, baik dan buruk. Tergantung dari pribadi seorang manusia, jalan mana yang akan dia pilih.
Baca Juga : Mengenal 7 Karakter Kingdom, Drama Korea Keren Tentang Zombie
“Proses kelahiran Tigabelas Tonbesi dimulai dari kegelisahan sang vokalis dan gitaris, Hari Suseno, untuk kembali ke dunia musik setelah beberapa lama vakum semenjak bandnya bubar di tahun 2005,” tulis Tigabelas Tonbesi dari press release yang HAI terima.
Pada 2017, Hari dipertemukan dengan Mozart, Putri (Traxap) dan Ami yang punya keinginan yang sama untuk berekspresi liar setelah jenuh bergumul dengan dunia korporat setiap hari.
Lalu tanggal 26 November 2017 Tigabelas Tonbesi pun lahir dengan formasi: Hari – vokal, gitar, Putri – bass, vocal, Ami – gitar dan Mozart – drum.
Penulis | : | Alvin Bahar |
Editor | : | Alvin Bahar |
KOMENTAR